Senin, 19 Maret 2018

Makalah Tauhid "MACAM-MACAM TAUHID MELIPUTI ULUHIYYAH, RUBUBIYAH DAN ASMA WA SIFAT"

TUGAS TAUHID
MACAM-MACAM TAUHID MELIPUTI ULUHIYYAH, RUBUBIYAH DAN ASMA WA SIFAT

Di susun oleh :
KELOMPOK                        : 4
NAMA KELOMPOK          :
1.      Nur Hayati (16 0201 0132)
2.      Varsella Aprillian Amrul (16 0201 0145)
3.      Yusni Yunus (16 0201 0150)
PRODI                                   : Pendidikan Agama Islam (PAI) - D
SEMESTER                          : I (SATU)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

Tahun 2016/2017

KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah Tauhid yang berjudul Macam-Macam Tauhid Meliputi Uluhiyyah, Rububiyyah dan Asma Wa Sifat.

Terselesaikannya Makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, sehingga pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.    Guru Tauhid kami Ustad Alimuddin S.Ud. M.Pd.I, karena atas kesempatan yang telah diberikan kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
2.    Kedua orang tua kami, yang selalu mendoakan kami sehinggga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
3.    Teman-teman mahasiswa/mahasiswi yang selalu memberi semangat dan motifasi untuk kami dalam penyelesaian Makalah ini.

Penulisan Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, informasi yang kurang banyak, sistematika yang masih kurang bagus, masih kurangnya pengetahuan kami tentang macam-macam tauhid. Sehingga pada kesempatan ini kami mengharapkan kritik serta saran dari teman-teman dan para pembaca untuk penulisan makalah kedepannya.

Semoga dengan adanya Makalah ini teman-teman serta pembaca bisa menambah pengetahuan tentang macam-macam Tauhid dan bisa menambah keimanan  kita pada Allah SWT, dan semoga kedepannya kita bisa menyelesaikan penulisan karya-karya tulis lain dengan lebih baik lagi.



Palopo, 29 September 2016



Penulis            


 DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C.     Tujuan Penulisan................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Tauhid................................................................................................ 2
B.     Macam-Macam Tauhid
1.      Tauhid Uluhiyyah................................................................... 2
2.      Tauhid Rububiyyah................................................................ 4
3.      Tauhid Asma Wa Sifat........................................................... 5
C.     Hubungan antara Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid Rububiyyah.......... 11

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................... 13
B.     Saran................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA`.................................................................................. 14

 BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam mempelajari agama Islam kita tidak bisa lepas dari ajaran tauhid, ilmu tauhid ini sangat penting untuk di ketahui oleh seorang mukmin. Tauhid merupakan ilmu tentang pengesahan Allah SWT, pengesahan Allah SWT telah ditegaskan dalam Q.S. Al-Fatihah dan Q.S. Al-Ikhlas.
Seorang mahasiswa yang melanjutkan pendidikan pada program studi agama islam tentu tidak lepas dari Tauhid yang merupakan mata kuliah keahlian di program studi tersebut. Keberadaan mata kuliah sangat penting untuk  memberi wawasan dan pemahaman kepada mahasiswa/mahasiswi tentang akidah. Dengan adanya mata kuliah ini diharapkan agar mahasiswa/mahasiswa dapat mengetahui konsep agama islam menurut Al-Qur’an dan Al-Hadist (Sunnah).
Ilmu Tauhid tidak hanya tentang pengesahan Allah SWT saja semata, melainkan ilmu tauhid merupakan mata kuliah yang memberikan pengajaran tentang pengertian tauhid, ruang lingkup tauhid, keimanan, cara memelihara iman, islam dan rukun islam, hubungan iman, islam, ihsan, dan lain sebagainya.
Dalam pengajaran mata kuliah tauhid seorang mahasiswa/mahasiswi juga akan mendapatkan penjelasan mengenai macam-macam tauhid sendiri. Dan oleh karena itu,kami akan mengangkat masalah ini dalam diskusi kami  sehingga kami bisa memberikan penjelasan mengenai macam-macam tauhid yang meliputi Uluhiyyah, Rububiyyah, dan Asma Wa Sifat.

B.       Rumusan Masalah
Setiap penulisan sebuah Makalah tentu memiliki rumusan masalah, dan pada Makalah ini rumusan masalah yaitu :
1.         Apa sajakah macam-macam tauhid ?
2.         Bagaimana penjelasan dari Uluhiyyah, Rububiyyah, dan Asma Wa Sifat ?

C.      Tujuan Penulisan
Disetiap penulisan Sebuah Makalah tentu memiliki tujuan penulisan, dan pada Makalah tujuan penulisan yaitu :
1.         Sebagai Syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Tauhid.
2.         Memberikan Informasi kepada teman-teman dan para pembaca tentang macam-macam Tauhid.

BAB I
PEMBAHASAN

A.      Tauhid
Kata ‘Tauhid’, yaitu ‘Peng-Esa-An’. Adapun makna praktis yang dimaksudkan dengan terminologi ‘Tauhid’ adalah mengesakan Tuhan. Pengertian mengesakan Tuhan adalah hati meyakini bahwa Tuhan itu esa, lisan mengatakan bahwa Tuhan itu Esa. Seluruh perbuatannya ditujukan semata-mata untuk memenuhi perintah-perintah, anjuran-anjuran, meninggalkan larangan, anjuran untuk ditinggalkan yang semuanya itu dari Tuhan.
Menurut para ulama ahli Ulma Ilmu Tauhid  (disebut juga Ilmu ‘Aqaid, Ilmu Ushuluddin, dan Ilmu Kalam). Ilmu Tauhid disebut Ilmu Aqaid karena yang dibahas dalam ilmu tersebut mengenai aqidah dan keyakinan hati hingga pelaksanaan keyakinan oleh orang beriman. Ilmu Tauhid disebut Ilmu Ushuluddin karena ilmu ini membahas tentang pokok-pokok agama (ushul), bukan menganai furu’ atau cabang-cabang dalam agama, seperti ilmu fiqih.  Itulah sebabnya diantara objek nyata ilmu ini membahas tentang iman, kufur, nifaq, syirik, dan fasiq, dan seluk-beluknya dari hal-hal tersebut.
Tauhid dibagi menjadi Tiga macam, yaitu tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah, tauhid asma’ wa sifat. Adapun penjelasannya akan diuraikan satu demi satu di bawah ini.

B.       Macam-Macam Tauhid
1.         Tauhid Uluhiyyah
Arti literal terminologi ’Ilah’ adalah Tuhan yang disembah. Dari kata ‘Ilah’ setelah dibentuk menjadi term ‘uluhiyyah’ berarti hal-hal yang terkait dengan persembahan. Kata ‘Ilah’ (Tuhan) menunjuk nama tertentu, dalam Islam ‘Ilah’ itu adalah Allah swt.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan tauhid uluhiyyah adalah meyakini bahwa hanya Allah saja lah yang berhak disembah atau diibadahi, termasuk di dalamnya adalah disucikan, dihormati, dimohoni pertolongan, dipuja dan dipuji, disanjung, diagungkan, dan dijadikan dasar bersumpah dalam meyakinkan suatu kebenaran umpama tidak mengakui tuduhan berzina karena memang tidak melakukannya. Allah memang memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk menyembah kepadanya,
Tauhid Uluhiyyah ialah percaya atau meyakini sepenuhnya bahwa Allah SWT yang berhak menerima semua peribadaan makhluk, dan hanya Allah SWT saja yang sebenarnya harus disembah.
Seorang muslim di dalam hatinya tertanam tauhid uluhiyyah dengan kokoh maka dalam jiwanya terpatri tekat yang bulat bahwa segala pujian, doa, harapan dan amal perbuatannya hanya semata-mata untuk pengabdian dan bakti kepada Allah SWT. Hanya Allah SWT sajalah yang dituju oleh makhluk-Nya untuk di sembah.
Tauhid Uluhiyyah dalam pengertiannya sering diidentikkan dengan tauhid Ubudiyyah, karena sesungguhnya adanya pengabdian yang hanya ditujukan kepada Allah SWT merupakan konsekuensi dari keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Kata Uluhiyyah dinisbahkan kepada kata Allah sedangkan Ubudiyyah dinisbahkan kepada abada.
Manusia bersujud kepada Allah SWT dan Menjadikan Allah SWT sebagai tempat meminta, tempat mengadu,, dan tempat untuk menyandarkan segala pujian dan harapan.
Semua yang berupa pengabdian, langsung ditujukan kepada Allah SWT dengan tanpa perantara (Wasilah) dalam bentuk apapun seperti manusia, berhala, gunung, laut, ataupun  makhluk-makhluk lainnya.

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Ankabut : 46
 Ÿwur (#þqä9Ï»pgéB Ÿ@÷dr& É=»tGÅ6ø9$# žwÎ) ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß óOßg÷YÏB ( (#þqä9qè%ur $¨ZtB#uä üÏ%©!$$Î/ tAÌRé& $uZøŠs9Î) tAÌRé&ur öNà6ös9Î) $oYßg»s9Î)ur öNä3ßg»s9Î)ur ÓÏnºur ß`øtwUur ¼çms9 tbqßJÎ=ó¡ãB ÇÍÏÈ
Artinya : “ Dan janganlah kamu berdebat denganAhli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka[1154], dan Katakanlah: "Kami Telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami Hanya kepada-Nya berserah diri"  ([1154]  yang dimaksud dengan orang-orang yang zalim ialah: orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.)

Allah SWT berfirman dalam Q.S Thaahaa : 98
!$yJ¯RÎ) ãNä3ßg»s9Î) ª!$# Ï%©!$# Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd 4 yìÅur ¨@à2 >äóÓx« $VJù=Ïã ÇÒÑÈ
Artinya : “ Sesungguhnya Tuhan kamu hanyalah Allah, yang tidak ada lagi Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu”

Allah SWT sebagai satu-satunya tempat disembah, bukan berarti bahwa Allah berhajat disembah oleh hamba-Nya karena Allah tidak membutuhkan bakti dari Makhluk-Nya. Penyembahan di sini merupakan bentuk ketaatan dan kepatuhan hamba dengan Tuhan, antara makhluk dan Khaliknya.
Dengan demikian, baik beribadah yang langsung ke hadirat Allah SWT, seperti Shalat, Puasa, Zakat, Haji maupun beribadah yang tidak langsung separi membangun Masjid, sarana Pendidikan, dan sebagainya hendaklah dilakukan karena Allah
Tauhid atau keyakinan semacam ini terlukis dalam ucapan seorang muslim ketika ia membaca doa iftitah pada waktu melaksanakan Shalat.
Artinya : “ Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabbul Alamin.”

2.         Tauhid Rububiyyah
Tauhid Rububiyyah ialah suatu keyakinan seorang muslim bahwa alam semesta beserta isinya telah di ciptakan Allah SWT dan selalu mendapat pengawasan dan pemeliharaan dari-Nya tanpa bantuan dari siapa pun. Alam semesta dan segala sesuatu yang berada di dalamnya tidak ada dengan sendirinya, tetapi ada yang menciptakan atau menjadikannya yaitu Allah SWT.
Secara literal, terminologi atau istilah ’Rububiyyah’  berasal dari kata ’Rabb’ dan berarti pemelihara, pengasuh, penolong, pengusa, pengatur, pelindung, pendidik, dan pencipta alam semesta seisinya, lengkap dengan hukum-hukum yang berlaku atau secara teknis disebut sunnatullah di dalamnya.
Kemudian, secara praktis tauhid Rububiyyah adalah beriman bahwa Allah sebagai pencipta, penguasa, dan pengatur segala sesuatu yang ada di alam semesta tidak ada yang menciptakan, mengatur, mengurus, dan menguasai alam semesta ini selain Allah SWT. Tauhid Rububiyyah meliputi antara lain:
1)   Beriman kepada Allah sebagai  Yang Berbuat, seperti mencipta, memberi rezeki, mematikan dan menghidupkan.
2)   Beriman bahwa  Allah SWT  yang menentukan qada’ dan qadar yang berlaku bagi setiap makhluk.

Dalil yang menunjukkan Allah sebagai Rabb antara lain yaitu :



Firman Allah SWT dalam QS.al-A’raf/7 : 54
žcÎ) ãNä3­/u ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû Ïp­GÅ 5Q$­ƒr& §NèO 3uqtGó$# n?tã ĸóyêø9$# ÓÅ´øóムŸ@ø©9$# u$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜtƒ $ZWÏWym }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur tPqàfZ9$#ur ¤Nºt¤|¡ãB ÿ¾Ín͐öDr'Î/ 3 Ÿwr& ã&s! ß,ù=sƒø:$# âöDF{$#ur 3 x8u$t6s? ª!$# >u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÎÍÈ
Artinya : “ Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” ([548]  bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.)

Firman Allah SWT dalam QS. al-Fatihah/1 : 2
ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ
Artinya : “Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Firman Allah SWT dalam QS al-Baqarah/2 : 29
uqèd Ï%©!$# šYn=y{ Nä3s9 $¨B Îû ÇÚöF{$# $YèŠÏJy_ §NèO #uqtGó$# n<Î) Ïä!$yJ¡¡9$# £`ßg1§q|¡sù yìö7y ;Nºuq»yJy 4 uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇËÒÈ
Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Tauhid Rububiyyah akan rusak ketika seseorang masih mengakui atau meyakini adanya puhak-pihak lain yang ikut andil bersama Allah SWT dalam menciptakan, mengatur, memelihara, dan menguasai alam semesta.

3.         Tauhid Asma wa Sifat
Beriman bahwa Allah itu memiliki sifat dan nama yang hanya dimiliki Allah semata, meskipun secara bahasa ada kesamaan dengan sifat yang dimiliki manusia atau secara umum makhluk. Sifat-sifat makhluk, termasuk manusia sangat terbatas, sedangkan sifat Allah tidak terbatas.
Manusia memang memiliki sifat cinta kasih tetapi amat terbatas. Cinta kasih Allah tidak terbatas, cinta kasih-Nya dicurahkan kepada kepada seluruh makhluk secara abadi. Itulah yang dimaksud dengan ar-Rahmaan dan ar-Rahiim.
Dalil bahwa Allah memiliki asma’ disebutkan dalam QS. al-A’raf/7 : 180 yaitu :
¬!ur âä!$oÿôœF{$# 4Óo_ó¡çtø:$# çnqãã÷Š$$sù $pkÍ5 ( (#râsŒur tûïÏ%©!$# šcrßÅsù=ムþÎû ¾ÏmÍ´¯»yJór& 4 tb÷rtôfãy $tB (#qçR%x. tbqè=yJ÷ètƒ ÇÊÑÉÈ
Artinya: “ Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan (QS. al-A’raf/7 : 180).” 

Kemudian sifat atau nama-nama Allah itu, mengacu pada ayat tersebut populer disebut al-asma’ al-husna (nama-nama Allah yang indah). Jika kita berdoa supaya menyeru dengan nama-nama tersebut, umpama memohon kepada-Nya supaya diberi ilmu pengetahuan, maka dalam berdoa berseru kepada-Nya ‘Yaa ‘Aliim’ (wahai Dzat Yang Maha Pintar); memohon supaya diberi kemurahan rezeki, maka berseru kepada-Nya ‘YaRazzaaq (wahai Dzat Pemberi rezeki); memohon supaya dianugerahi keselamatan dan kesucian iman, maka berseru kepada-Nya ‘Ya Qudduusu Ya Salaam’ (wahai Dzat Yang Maha Suci dan Maha Pemberi keselamatan, dan memohon kepada-Nya supaya permohonanya dikabulkan maka berseru lepada-Nya yaa Wahhaab, yaa Mujiib as-Saailiin.
Allah memiliki sifat yang oleh para teologi, utamanya dari kaum Asy’ariyyah, menerangkan yaitu:
1.         Ar-Rahman
Yang Maha Pemurah. Dengan sifat ini Allah SWT memberikan anugerah kepada semua Makhluk-Nya dengan tanpa terkecuali.
2.         Ar-Rahim
Yang Maha Penyayang. Dengan sifat ini Allah SWT tidak membiarkan makhluk ciptaan-Nya untuk hidup sekehendak hatinya.
3.         Al-Malik
Yang Maha Kuasa. Dengan sifat ini tak ada satupun makhluk ciptaan-Nya yang terlepas dari kekuasaan-Nya.
4.         Al-Quddus
Yang Maha Suci dari Sifat Kekurangan.
5.         As-Salam
Yang Maha Penyelamat
6.         Al-Mukmin
Yang Maha Membenarkan, Menepati Janji, dan Memberikan Keamanan
7.         Al-Muhaimin
Yang Maha Memperhatikan
8.         Al-‘Aziz
Yang Maha Mulia
9.         Al-Jabbar
Yang Maha Perkasa
10.     Al-Mutakabbir
Yang Maha Megah
11.     Al-Khooliq
Yang Maha Pencipta
12.     Al-Baari’
Yang Maha Pemelihara
13.     Al-Mushawwir
Yang Maha Pembentuk
14.     Al-Ghaffar
Yang Maha Kuasa
15.     Al-Qohhar
Yang Maha Pemaksa
16.     Al-Wahhab
Yang Maha Pemberi
17.     Al-Razzaaq
Yang Maha Pemberi Rezqi, yakni menganugerahkan sesuatu yang di butuhkan Makhluk-Nya.
18.     Al-Fattah
Yang Maha Pemberi Rezqi yakni membuka Khazanah rahmat-Nya untuk seluruh Makhluk-Nya
19.     Al-Aliem
Yang Maha Mengetahui
20.     Al-Qaabidh
Yang Maha Menyempitkan
21.     Al-Baasith
Yang Maha Melapangkan
22.     Al-Khaafidh
Yang Maha Merendahkan
23.     Al-Raafi’
Yang Maha Meninggikan
24.     Al-Mu’iz
Yang Maha Memualiakan
25.     Al-Mudzil
Yang Maha Menghinakan
26.     Al-Samii’
 Yang Maha Mendengar
27.     Al-Bashiir
Yang Maha Melihat
28.     Al-Hakam
Yang Maha Menetapkan Hukum
29.     Al-Adlu
Yang Maha Adil
30.     Al-Latief
Yang Maha Mengetahui segala perkara yang samar-samar, pelik-pelik, kecil-kecil
31.     Al-Khabier
Yang Maha Mengetahui Hakekat segala sesuatu
32.     Al-Haliem
Yang Maha Penyantun
33.     Al-Azhiem
Yang Maha Agung
34.     Al-Ghafuur
Yang Maha Pengampun
35.     Asy-Syakuur
Yang Maha Pembalas
36.     Al-‘Aliy
Yang Maha Tinggi
37.     Al-Kabier
Yang Maha Besar
38.     Al-Hafiezh
Yang Maha Memelihara dan Menjaga Semua Makhluk-Nya
39.     Al-Muqiet
Yang Maha Pemberi Kecukupan
40.     Al-Hasieb
Yang Maha Memperhitungkan
41.     Al-Jaliel
Yang Maha Utama
42.     Al-Kariem
Yang Maha Mulia
43.     Al-Raqieb
Yang Maha Mengawasi
44.     Al-Mujieb
Yang Maha Mengabulkan Do’a Hamba-Nya
45.     Al-Wasi’
Yang Maha Luas kekayaan-Nya
46.     Al-Hakim
Yang Maha Bijaksana
47.     Al-Waduud
Yang Maha Pencipta
48.     Al-Maaajied
Yang Maha Mulia dan Maha Besar Kemurahan-Nya
49.     Al-Baa’its
Yang Maha Membangkitkan
50.     Asy-Syahied
Yang Maha Menyaksikan
51.     Al-Haq
Yang Maha Benar dan Selalu Bertindak Benar
52.     Al-Wakiel
Yang Maha Mengatasi
53.     Al-Qawiyyu
Yang Maha Kuat lagi Perkasa
54.     Al-Matien
Yang Maha Kokoh dan Maha Sempurna Kekuatannya
55.     Al-Waliyyu
Yang Maha Melindungi
56.     Al-Hamied
Yang Maha Terpuji
57.     Al-Muhshi
Yang MahaMenghitung
58.     Al-Mubdi’u
Yang Maha Memulai
59.     Al-Mu’id
Yang Maha Mengembalikan
60.     Al-Muhyi
Yang Maha Menghidupkan
61.     Al-Mumiet
Yang Maha Mematikan
62.     Al-Hayyu
Yang Maha Hidup
63.     Al-Qayyum
Yang Maha Berdiri sendiri dan Tetap menguasai makhluk-makhluk-Nya
64.     Al-Waajid
Yang Maha Mengadakan
65.     Al-Maajid
Yang Mempunyai Kemuliaan dan Maha Tinggi dari segala kekurangan.
66.     Al-Waahid
Yang Maha Tunggal
67.     Al-Ahad
Yang Maha Esa
68.     Ash-Shomad
Yang MahaDibutuhkan
69.     Al-Qaadir
Yang Maha Kuasa
70.     Al-Muqtadir
Yang Maha Memberi Kekuasaan
71.     Al-Muqaddim
Yang Maha Mendahulukan
72.     Al-Muakhkhir
Yang Maha Mengakhirkan
73.     Al-Awwal
Yang Maha Pertama Adanya
74.     Al-Aakhir
Yang Maha Kemudian
75.     Azh-Zhaahir
Yang Maha Nyata
76.     Al-Baathin
Yang Maha Tersembunyi
77.     Al-Waaliy
Yang Maha Menguasai
78.     Al-Muta’alliy
Yang Maha Tinggi
79.     Al-Barru
Yang Maha Baik
80.     At-Tawwab
Yang Maha Memberi Ampunan
81.     Al-Muntaqim
Yang Maha Pembalas
82.     Al-Afuwu
Yang Maha Pemberi Maaf
83.     Ar-Ra’uf
Yang Maha Belas Kasih
84.     Maalikul-Mulki
Yang Maha Menguasai Kerajaan
85.     Duljalaali wal ikram
Yang Maha Memiliki Kebesaran dan Kemuliaan
86.     Al-Muqsithu
Yang Maha Adil
87.     Al-Jaami’
Yang Maha Mengumpulkan
88.     Al-Ghoniyu
Yang Maha Kaya
89.     Al-Mughni
Yang Maha Memberikan Kekayaan
90.     Al-Maani’
Yang Maha Menghalangi
91.     Adh-Dharru
Yang Maha Mendatangkan Bahaya
92.     An-Naafi’
Yang Maha memberi Manfaat
93.     An-Nuur
Yang Maha Memberi Cahaya
94.     Al-Haadi
Yang Maha Memberi Petunjuk
95.     Al-Badii’
Yang Maha Menciptakan yang Baru
96.     Al-Baaqiy
Yang Maha Kekal
97.     Al-Waarits
Yang Maha Pewaris
98.     Ar-Rasyied
Yang Maha Pandai dan Bijaksana
99.     Ash-Shobuur
Yang Maha Sabar

C.      Hubungan antara Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid Rububiyyah
Tauhid Uluhiyyah tidak bisa dipisahkan dengan tauhid Rububiyyah. Orang hanya bertauhid rububiyyah tentu tidak beragama. Orang-orang jahiliah juga percaya bahwa yang menciptakan alam semesta adalah Allah, jadi mereka bertauhid rububiyyah.
Di lain pihak banyak yang tampaknya bertauhid uluhiyyah, menyembah kepada Allah seperti rajin melakukan shalat sunnat dan shalat wajib, tetapi juga sering meminta pertolongan kepada roh-roh leluhur, roh-roh yang diyakini sebagai wali Allah, maupun roh-roh yang berada pada benda-benda: akik, keris, dan lain-lain. Mereka ini hakikatnya adalah musyrik dan ridak lagi bertauhid uluhiyyah, yaitu telah mewayuh sesuatu yang disembah Allah disamakan dengan mnakhluk untuk disembah.
Untuk berislam yang benar haruslah bertauhid secara integral dalam macam-macam tauhid. Inilah tauhid yang murni, tidak ada campuran dengan kepercayaan-kepercayaan asing dari Islam.
Berikut ini akan diikhtisarkan hubungan saling meresap antara tauhid uluhiyyah dan tauhid Rububiyyah:
1.    Taat kepada makhluk hanya dibenarkan sepanjang diatur oleh Allah umpama taat kepada pemimpin pemerintahan (athi’u-llaah wa athi’u-Rrasuul wa Uulilamri minkum). Dalam hal ini eksensinya adalah taat kepada Allah dan Rasulnya. Taat kepada Rsul karena diperintahkan oleh Allah.
2.    Tauhid uluhiyyah didasarkan pada dua hal :
1)   Menjalankan semua ibadah hanya semata-mata karena Allah Allah,
2)   Ibadah yang dilaksanakan harus sesuai dengan perintah dan larangan Allah dan tidak boleh mengarang sendiri.
3.    Tauhid Uluhiyyah merupakan tema inti dan pokok bagi semua Rasul.
4.    Tauhid Uluhiyyah merupakan pra-syarat bagi yang hendak memeluk agama yang berinti pada tauhid uluhiyyah.
5.    Tauhid uluhiyyah lebih terkait dengan al-Af’al al-‘ibad (perbuatan hamba) dan tauhid Rububiyyah terkait al-af’al ar-Rabb (yang berkuasa, yang mencipta, yang memelihara dst,). Dengan demikian tauhid uluhiyyah menegakkan tauhid rububiyyah.
Hubungan diantara keduanya dapat disimpulkan: tauhid rububiyyah menuntut keberadaan tauhid uluhiyyah dan tauhid al-asma’ wa ash-shifat; tauhid uluhiyyah harus dilandasi oleh tauhid rububiyyah dan tauhid al-asma’ wa ash-shifat. Hubungan segitiga ketauhidan ini disebut tad}ammuniyyah (saling ada keterkandungan)
















BAB I
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah terteta pada bab sebelumnya kami dapat menarik kesimpulan yaitu :
1.    Tauhid Uluhiyyah ialah percaya atau meyakini sepenuhnya bahwa Allah SWT yang berhak menerima semua peribadaan makhluk, dan hanya Allah SWT saja yang sebenarnya harus disembah.
2.    Tauhid Rubbubiyyah ialah suatu keyakinan seorang muslim bahwa alam semesta beserta isinya telah di ciptakan Allah SWT dan selalu mendapat pengawasan dan pemeliharaan dari-Nya tanpa bantuan dari siapa pun.
3.    Tauhid Asma wa Sifat adalah sifat-sifat indah/Istimewa yang dimiliki oleh Allah SWT Yang tidak dimiliki oleh makhluk manapun yang ada di alam semesta.

B.       Saran
Teman-teman Mahasiswa dan para pembaca yang ingin lebih mengetahui lebih dalam tentang macam-macam Tauhid sebaiknya  mencari literatur-literatur/refesensi-referensi yang ada di Internet maupun buku-buku karena pengetahuan yang kami sampaikan masih sangat sedikit. Dan untuk para pembaca yang ingin membuat makalah dengan judul serupa sebaiknya lebih baik lagi mengambil ilmu pengetahuan dari berbagai sumber agar makalah kedepannya lebih baik dari makalah ini.

















DAFTAR PUSTAKA


Ahmad Drs.H. Muhammad.1998.Tauhid Ilmu Kalam.Bandung:CV Pustaka Setia.
Sanihiyah T.M & Ust. Al Mahiry.1997.Pesan-Pesan Rasulullah.Bandung:Citra Umbara


Makalah Tauhid "MACAM-MACAM TAUHID MELIPUTI ULUHIYYAH, RUBUBIYAH DAN ASMA WA SIFAT"

TUGAS TAUHID MACAM-MACAM TAUHID MELIPUTI ULUHIYYAH, RUBUBIYAH DAN ASMA WA SIFAT Di susun oleh : KELOMPOK                        :...