HUBUNGAN
ANTARA FILSAFAT PENDIDIKAN DENGAN ILMU LAIN
MAKALAH
Diajukan untuk Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan
Disusun oleh :
Kelompok :
II (Dua)
Nama Kelompok :
ü Nurul Falah (PAI-D)
ü Arwanti (PAI-D)
ü Sabaria (PAI-D)
ü Varsella Aprillian Amrul (PAI-D)
ü Risnawati (PAI-D)
ü Nurliana (PIAUD)
ü Nurhasanah (PAI-D)
Semester
:
III (Tiga)
Dosen : Dr.
Hasbi, M. Ag.
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah Filsafat Pendidikan yang berjudul Hubungan Antara Filsafat Pendidikan Dengan
Ilmu Lain.
Terselesaikannya
Makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga
pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Guru Filsafat Pendidikan kami Ustad Dr. Hasbi, M.Ag., Karena atas
kesempatan yang telah diberikan kepada kami dalam pembuatan dan penyelesaian makalah
ini.
2.
Kedua
Orang Tua kami, yang senantiasa mendukung, menuntun kami dalam hidup ini dengan
doa yang tulus.
3.
Teman-teman
mahasiswa/mahasiswi yang selalu memberi semangat dan motifasi untuk kami dalam
penyelesaian Makalah ini.
Penulisan
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, informasi yang masih kurang, sistematika yang masih kurang baik, masih kurangnya
pengetahuan kami tentang Materi. Sehingga pada kesempatan ini kami juga
mengharapkan kritik serta saran dari teman-teman mahasiswa/mahasiswi dan para
pembaca untuk penulisan Makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Semoga
dengan adanya Makalah ini teman-teman mahasiswa/mahasiswi serta pembaca bisa menambah pengetahuan dan
semoga kedepannya kita bisa menyelesaikan penulisan karya-karya tulis lain
dengan lebih baik lagi.
Palopo, 18 September 2017
Penyusun Kelompok 2
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah............................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah..................................................................................... 2
C.
Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
BAB II FILSAFAT MATERIALISME
A.
Definisi Filsafat Pendidikan...................................................................... 3
B.
Hubungan Filsafat Dengan Ilmu-Ilmu Lain.............................................. 4
C.
Hubungan Khusus Filsafat Dengan Ilmu Pendidikan............................... 8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan Penulis................................................................................... 10
B.
Saran - Saran............................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran penting bagi tercapainya suatu kemajuan. Selain
itu proses pendidikan bukan hanya berhubungan dengan proses pencapaian ilmu
pengetahuan, tetapi juga kematangan masyarakatnya secara psikis.
Filsafat dan pendidikan merupakan
dua istilah yang berdiri pada makna dan hakikat masing-masing, namun ketika
keduanya digabungkan ke dalam satu tema khusus, maka kedua kata tersebut memiliki
makna tersendiri yang tidak terpisahkan. Filsafat pendidikan selama ini telah
dipandang sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, namun bukanlah
berarti bahwa kajiannya hanya sekedar menelaah sendi-sendi pendidikan dan atau
filsafat semata. Filsafat pendidikan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari filsafat secara keseluruhan, baik dalam sistem maupun metode.[1]
Dari pernyataan diatas Kami dapat menyimpulkan bahwa filsafat
dan pendidikan merupakan dua hal yang berbeda yang memiliki makna dan
hakikatnya masing-masing tetapi ketika filsafat dan pendidikan digabungkan dalam satu kajian khusus maka
filsafat dan pendidikan merupakan dua kata yang tidak bisa terpisahkan baik
dalam sistem maupun metodenya sebab konsenterasi dan fokus kajian
filsafat ditujukan pada persoalan-persoalan yang berhubungan dengan seluk beluk
pendidikan secara khusus sehingga kajian filsafat kemudian diarahkan pada suatu
bidang kajian yang dalam hal ini adalah problem kependidikan sebagai sebuah
realitas.
Pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu, sama halnya
dengan ilmu-ilmu lain Pendidikan lahir dari induknya yaitu filsafat, sejalan
dengan proses perkembangan ilmu. Ilmu pendidikan juga lepas secara
perlahan-lahan dari induknya. Pada awalnya pendidikan berada bersama
dengan filsafat, sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan
pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentingan
memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.[2]
Dari pernyataan diatas Kami dapat menyimpulkan bahwa seperti
halnya dengan ilmu lain pendidikan juga lahir dari filsafat yang merupakan
induk dari ilmu yang berkembang selama ini. Bahkan pada perkembangannya ilmu
pendidikan sejalan satu arah dengan filsafat namun secara perlahan-lahan dengan
terus berkembangnya filsafat maupun pendidikan, ilmu pendidikan mulai
melepaskan diri dari induknya yaitu filsafat.
B.
Rumusan Masalah
Di
setiap penulisan Makalah tentu memiliki rumusan masalah. Adapun rumusan masalah
dalam penulisan pada Makalah ini adalah
:
1.
Apa definisi dari Filsafat Pendidikan?
2.
Bagaimana hubungan antara filsafat
dengan ilmu-ilmu lain?
3.
Bagaimana hubungan khusus filsafat
dengan ilmu pendidikan?
C.
Tujuan
Penulisan
Disetiap
penulisan Sebuah Makalah tentu memiliki tujuan penulisan, dan pada Makalah
tujuan penulisan yaitu :
1. Sebagai
Syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.
2. Memberikan
Informasi kepada teman-teman dan para pembaca tentang hubungan antara filsafat
dengan ilmu lain maupun hubungan khusus filsafat dengan ilmu pendidikan.
BAB
II
HUBUNGAN
ANTARA FILSAFAT PENDIDIKAN DENGAN ILMU LAIN
A. PENGERTIAN
FILSAFAT
PENDIDIKAN
Secara etimologi, istilah filsafat merupakan
derivasi dari kata “falsafah” (bahasa Arab) yang diadopsi dari bahasa
Yunani, yaitu dari kata “Philoshopia” yang terbentuk dari dua kata; “philien/philo”
yang berarti cinta dan “shopia” yang berarti kebijaksanaan;
pengetahuan. Secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan dan orangnya disebut “filosof”.[3]
I.R.Poedjawijatna mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan
yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran belaka. Sedangkan menurut Aritoteles filsafat adalah
pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya metafisika,
logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika.[4]
Pendidikan/pen·di·dik·an/, merupakan suatu proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik.[5]
Dalam arti sederhana pendidikan diartikan sebagai
usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai nilai-nilai yang terdapat
dalam masyarakat sehingga seseorang tersebut dapat mendewasakan dirinya dengan
berbagai upaya pengajaran yang telah ia lakukan selama ini dan akan mencapai
tingkat penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental
Dalam perkembangannya, istilah pendidikan juga sering
dikatakan sebagai bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh
orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dewasa yang dimaksud sendiri merupakan
sikap yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis,
paedagogis dan sosiologis.
Filsafat
pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat
sebagai jalan untuk mngatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan.
Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan
maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat,
filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral.[6]
Filsafat
pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang
pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitik
beratkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar
dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara
praktis.
Menurut John
Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental, baik yang menyangkut daya piker (intelektual), maupun daya
perasaan (emosional), menuju tabiat manusia. Sementara menurut Thompson,
filsafat artinya melihat suatu masalah secara total dengan tanpa ada batas atau
implikasinya; ia tidak hanya melihat tujuan, metode atau alat-alatnya, tapi
juga meneliti dengan saksama hal-hal yang dimaksud. [7]
Keseluruhan
masalah yang dipikirkan oleh kedua filosof yaitu John Dewey Maupun
Thompson merupakan suatu upaya untuk menemukan hakikat masalah, sedangkan suatu
hakikat itu dapat dibakukan melalui proses kompromi.
B. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DENGAN
ILMU-ILMU LAIN
Pada mulanya ilmu
yang pertama kali muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus menjadi bagian
dari filsafat. Filsafat merupakan induk dari segala ilmu karena berbicara tentang
abstraksi/sebuah yang ideal. Filsafat tidak terbatas, sedangkan ilmu terbatas
sehingga ilmu menarik bagian filsafat agar bisa dimengerti oleh manusia.[8]
Filsafat berusaha
untuk mengatur hasil-hasil dari berbagai ilmu-ilmu khusus ke dalam suatu
pandangan hidup dan pandangan dunia yang terstu padukan, komprehensip (tidak
ada sesuatu bidang yang berada di luar bidang filsafat) dan konsisten uraian
kefilsafatan tidak menyusun pendapat-pendapat yang saling berkontardiksi).
Pada hakikatnya
filsafat dan ilmu saling terkait satu sama lain, keduanya tumbuh dari sikap
refleksi, ingin tahu, dan dilandasi kecintaan pada kebenaran. Filsafat dengan
metodenya mampu mempertanyakan keabsahan dan kebenaran ilmu, sedangkan ilmu
tidak mampu mempertanyakan asumsi, kebenaran, metode, dan keabsahannya sendiri.
Ilmu merupakan
masalah yang hidup bagi filsafat dan membekali filsafat dengan bahan-bahan
deskriptif dan faktual yang sangat perlu untuk membangun filsafat. Filsafat
dapat memperlancarr integrasi antara ilmu-ilmu yang dibutuhkan. Filsafat adalah
meta ilmu, refleksinya mendorong peninjauan kembali ide-ide dan interpretasi
baik dari ilmu maupun bidang-bidang lain.
Ilmu merupakan
konkritisasi dari filsafat. Filsafat dapat dilihat dan dikaji sebagai suatu
ilmu, yaitu ilmu filsafat. Sebagai ilmu, filsafat memiliki objek dan metode
yang khas dan bahkan dapat dirumuskan secara sistematis. Ilmu filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang mengkaji seluruh fenomena yang dihadapi manusia secara
kritis refleksi, integral, radikal, logis, sistematis, dan universal
(kesemestaan).
Meskipun
pada perkembangannya masing-masing ilmu memisahkan diri dari filsafat, tidak
berarti hubungan filsafat
dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus. Dengan ciri kekhususan yang
dimiliki setiap ilmu, hal ini menimbulkan batas-batas yang tegas di antara
masing-masing ilmu. Dengan kata lain tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi
penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Di sinilah filsafat berusaha untuk menyatu
padukan masing-masing ilmu. Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan
merumuskan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusian
yang luas.
Ada
hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang
memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin
dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu dewasa ini dapat menyediakan bagi filsafat
sejumlah besar bahan yang berupa fakta-fakta yang sangat penting bagi
perkembangan ide-ide filsafati yang tepat sehingga sejalan dengan pengetahuan
ilmiah.[9]
Dalam perkembangan berikutnya, filsafat
tidak saja dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan
bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi. Dalam taraf
peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi sudah menjadi
sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat ilmu adalah bagian dari
perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu
bidang tertentu. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat
sangat relevan untuk dikaji dan didalami.
Hubungan filsafat
dengan ilmu dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Filsafat
mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu objeknya
terbatas, khusus lapangannya saja.
2.
Filsafat hendak
memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam dengan menunjukkan
sebab-sebab yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan sebab-sebab, tetapi
yang tak begitu mendalam. Dengan satu kalimat dapat dikatakan:
-
Ilmu mengatakan
“bagaimana” barang-barang itu (to know
..., technical know how, managerial know how ..., secundary causes, and
proximate explanation)
-
Filsafat
mengatakan “apa” barang-barang itu (to
know `what` and `why` ..., first causes, highest principles, and ultimate
explanation)
3.
Filsafat
memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus, mempersatukan, dan
mengkoordinasikannya.
4.
Lapangan
filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu, tetapi sudut pandangnya berlainan.
Jadi, merupakan dua pengetahuan yang tersendiri.[10]
Hubungan Filsafat
dengan ilmu diatas membuktikan perbedaan yang besar antara kedua kata tersebut,
meski demikian kedua kata tersebut tidak bisa saling memisahkan sebab kedua
kata tersebut memiliki posisi yang saling membutuhkan satu dengan lain.
Hubungan Filsafat
dengan ilmu-ilmu lain yang telah berkembang sejak dulu hingga sekarang dapat
dilihat berikut ini :
a.
Hubungan
Filsafat dengan Ilmu Administrasi
Ilmu administrasi negara disebut juga ilmu administrasi
publik yaitu ilmu yang mempelajari seluruh aspek-aspek yang berjalan dalam
setiap kegiatan birokrasi di negara ini. Hubungannya dengan filsafat adalah
dalam menjalankan kegiatan negara diperlukan nilai-nilai pengambilan keputusan
publik yang realistis (filsafat) yaitu menurut kenyataan, kebenaran dan
sesuatu yang pasti sehingga dapat mencapai tujuan yang di inginkan.
b.
Hubungan
Filsafat dengan Ilmu Sosial
Hubungan ilmu filsafat dengan ilmu sosial sangat erat
kaitannya karena ilmu sosial menelaah atau mempelajari masalah-masalah sosial
yang timbul dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu, Dalam menelaah
masalah-masalah tersebut kita harus mempunyai pengetahuan tentang segala yang
ada dan merupakan kebenaran yang asli (Plato).
c.
Hubungan
Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan Alam
Hubungan
ilmu filsafat dengan Ilmu Pengetahuan Alam yaitu saling melengkapi karena sama-sama
merupakan ilmu pengetahuan yaitu sama-sama melakukan penyelidikan dalam rangka
mencari penjelasan (realitas) tentang gejala-gejala alam melalui ilmu
pengetahuan. Ilmu Pengetahuan Alam mengisi filsafat dengan sejumlah besar
materi yang aktual (benar-benar terjadi/ada) dan deskriptif yang sangat
perlu dalam pembinaan suatu filsafat. Dalam melakukan penyelidikan harus ada
kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu metafisika, logika, retorika, etika
dan estetika (Aristoteles). Dengan kata lain fungsi filsafat dalam Ilmu
Pengetahuan Alam adalah mengembangkan pengertian tentang strategi dan taktik
Ilmu Pengetahuan Alam.[11]
Dalam berbagai bidang
filsafat menempati posisinya sendiri dari awal mula terbentuknya hingga saat
ini. Bahkan, filsafat pada masa sekarang ini bukan hanya diperlukan di bidang
administrasi, ilmu sosial, maupun ilmu pengetahuan alam saja, filsafat dimasa
sekarang ini telah merambah dalam berbagai kajian ilmu baik yang bersifat umum
maupun yang bersafit keagamaan.
C. HUBUNGAN KHUSUS FILSAFAT DENGAN
ILMU PENDIDIKAN
Filsafat yang dijadikan pandangan
hidup suatu masyarakat atau bangsa merupakan asas dan pedoman yang melandasi
semua aspek dan kehidupan bangsa, termasuk aspek pendidikan.
Hubungan antara filsafat dan
filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia menjadi dasar,
arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat merupakan ide-ide dan
idealisme, dan pendidikan merupakan usaha dalam merealisasikan ide-ide tersebut
menjadi kenyataan, tindakan, tingkah laku, bahkan membina kepribadian manusia.
Menurut Ali Saifullah, antar
filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan terdapat hubungan yang
suplementer: filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat
perhatian dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif ilmiah,
yaitu:
1.
Kegiatan
merumuskan dasar-dasar, tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang hakikat
manusia, serta konsepsi hakikat dan segi pendidikan.
2.
Kegiatan
merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik pendidikan,
kepemimpinan pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk
pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat.[12]
Dalam berbagai bidang ilmu sering
kita dengar istilah vertikal dan horizontal. Istilah ini juga akan terdengar
pada cabang filsafat bahkan filsafat pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan
terdapat hubungan hozisontal, meluas kesamping yaitu hubungan antara cabang
disiplin ilmu yang satu dengan yang lain yang berbeda-beda, sehingga merupakan
sintesa yang merupakan terapan ilmu pada bidang kehidupan yaitu ilmu filsafat
pada penyesuaian problema-problema pendidikan dan pengajaran. Filsafat
pendidikan dengan demikian merupakan pola-pola pemikiran atau pendekatan
filosofis terhadap permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran.
Adapun filsafat pendidikan
menunjukkan hubungan vertikal, naik ke atas atau turun ke bawah dengan
cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain, seperti pengantar pendidikan, sejarah
pendidikan, teori pendidikan, perbandingan pendidikan dan puncaknya filsafat
pendidikan. Hubungan vertikal antara disiplin ilmu tertentu adalah hubungan
tingkat penguasaan atau keahlian dan pendalaman atas rumpun ilmu pengetahuan
yang sejenis.[13]
Maka dari
itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya ilmu terapan
adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada penerapan
pendekatan filosofis pada bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan hidup dan penghidupan manusia pada umumnya dan manusia yang
berpredikat pendidik atau guru pada khususnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan Penulisan
1. Filsafat
pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat
sebagai jalan untuk mngatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan.
Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan
maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat,
filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral.
2. Filsafat merupakan induk dari segala ilmu karena berbicara tentang
abstraksi/sebuah yang ideal. Filsafat tidak terbatas, sedangkan ilmu terbatas
sehingga ilmu menarik bagian filsafat agar bisa dimengerti oleh manusia. Pada
hakikatnya filsafat dan ilmu saling terkait satu sama lain, keduanya tumbuh
dari sikap refleksi, ingin tahu, dan dilandasi kecintaan pada kebenaran.
Filsafat dengan metodenya mampu mempertanyakan keabsahan dan kebenaran ilmu,
sedangkan ilmu tidak mampu mempertanyakan asumsi, kebenaran, metode, dan
keabsahannya sendiri.
3. Hubungan
antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia
menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat merupakan
ide-ide dan idealisme, dan pendidikan merupakan usaha dalam merealisasikan
ide-ide tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah laku, bahkan membina
kepribadian manusia.
Antar
filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan terdapat hubungan yang
suplementer: filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat
perhatian dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif ilmiah
B. Saran - Saran
1.
Diharapkan kepada teman-teman sejawat
untuk biasa memahami secara mendalam lagi tentang materi yang disampaikan dan
diharapkan untuk mempertanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang filsafat
pendidikan agar kedepannya kita sebagai Mahasiswa/Mahasiswi tidak mendapat
kesulitan yang berhubungan dengan mata kuliah yang sedang berlangsung.
2.
Diharapkan kepada teman-teman
Mahasiswa/Mahasiswi untuk memperhatikan secara khusus tiga pokok materi yang
kami bahas yaitu definisi dari filsafat pendidikan, hubungan antara filsafat
dengan ilmu-ilmu lain, dan hubungan khusus filsafat dengan ilmu pendidikan, karena
ketiga materi ini merupakan salah satu pokok penting dalam pendidikan khususnya
bagi para calon pendidik.
3.
Diharapkan kepada pihak kampus
khususnya pihak perpustakaan untuk lebih banyak lagi menyediakan bahan-bahan
referensi khususnya buku-buku yang berhubungan dengan filsafat pendidikan sebab
buku-buku referensi filsafat pendidikan yang terdapat di dalam perpustaan masih
kurang banyak untuk menjadi referensi dalam pembuatan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Syaibani. 1979. Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Arifin, H.M. 1993. Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Ayo Belajar.
2015. http://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2015/11/makalah-filsafat-pendidikan-serta.html.
Di Download Pada 16 September 2017.
Ening Hemiti. 2010. http://eningherniti.blogspot.co.id/2010/02/pengertian-filsafat-bahasa.html. Di download pada
tanggal 27 Maret 2017.
Hamid Hadisoenarto. 2013. http://hamidpakis.blogspot.co.id/2013/01/hubungan-filsafat-dan-ilmu.html.
Di Download Pada 16 September 2017.
Pendidikan
Aktual. 2015. http://pendidikanaktual.blogspot.co.id/2015/11/hubungan-antara-filsafat-ilmu-dan.html.
Di Download Pada 16 September 2017.
Pinggan Budi
Pertiwi. 2014. http://pinggan09.blogspot.co.id/2014/04/makalah-hubungan-filsafat-dan-ilmu.html.
Di Download Pada 16 September 2017.
Risyanto LM. 2013. http://rixzalm278.blogspot.co.id/.
Di Download Pada 16 September 2017.
Tafsir, Dr.
Ahmad.1990. Filsafat Umum Akal Dan Hati
Sejak Thales Sampai James Cetakan I. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tim
Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Kamus
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Zuhairini. 1991. Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Aksara.
[1]Ayo Belajar, “Filsafat Pendidikan (Makalah) Serta
Hubungan Antara Filsafat Dan Pendidikan”, http://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2015/11/makalah-filsafat-pendidikan-serta.html,
pada tanggal 16 September 2017 pukul 09.01
[2]Pendidikan
Aktual, “Hubungan Antara Filsafat Ilmu dan Pendidikan”, http://pendidikanaktual.blogspot.co.id/2015/11/hubungan-antara-filsafat-ilmu-dan.html,
pada tanggal 16 September 2017 pukul 09.16
[3]Ening Hemiti, “Pengertian
Filsafat Bahasa”, http://eningherniti.blogspot.co.id/2010/02/pengertian-filsafat-bahasa.html,
pada tanggal 27 Maret 2017
pukul 09.29
[4]Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal Dan Hati Sejak Thales Sampai
James Cetakan I, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 9
[5]Tim Redaksi Kamus Bahasa
Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 352
[6]Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 36
[7]H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 3
[8]Hamid Hadisoenarto, “Hubungan
Filsafat Dan Ilmu”, http://hamidpakis.blogspot.co.id/2013/01/hubungan-filsafat-dan-ilmu.html,
pada tanggal 16 September 2017 pukul 08.47
[9]Pinggan Budi Pertiwi, “Makalah
Hubungan Filsafat dan Ilmu”, http://pinggan09.blogspot.co.id/2014/04/makalah-hubungan-filsafat-dan-ilmu.html,
pada tanggal 16 September 2017 pukul 08.25
[10]Pinggan Budi Pertiwi, “Makalah
Hubungan Filsafat dan Ilmu”, http://pinggan09.blogspot.co.id/2014/04/makalah-hubungan-filsafat-dan-ilmu.html,
pada tanggal 16 September 2017 pukul 08.25
[11]Risyanto LM,
“Hubungan Filsafat Dengan Ilmu Lain”, http://rixzalm278.blogspot.co.id/.
pada tanggal 16 September 2017 pukul 09. 50
[12]Zuhairini, Filsafat Pendidikan
Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1991), hlm. 18
[13]Ayo Belajar,
“Filsafat Pendidikan (Makalah) Serta Hubungan Antara
Filsafat Dan Pendidikan”, http://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2015/11/makalah-filsafat-pendidikan-serta.html, pada
tanggal 16 September 2017 pukul 09.01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar