Senin, 19 Maret 2018

Makalah Filsafat "HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT PENDIDIKAN DENGAN ILMU LAIN"

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT PENDIDIKAN DENGAN ILMU LAIN
MAKALAH
Diajukan untuk Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan


Disusun oleh :
Kelompok                   : II (Dua)
Nama Kelompok         :
ü  Nurul Falah                             (PAI-D)
ü  Arwanti                                   (PAI-D)
ü  Sabaria                                                (PAI-D)
ü  Varsella Aprillian Amrul         (PAI-D)
ü  Risnawati                                (PAI-D)
ü  Nurliana                                  (PIAUD)
ü  Nurhasanah                             (PAI-D)
Semester          : III (Tiga)
Dosen              : Dr. Hasbi, M. Ag.

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

2017/2018


KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah Filsafat Pendidikan yang berjudul Hubungan Antara Filsafat Pendidikan Dengan Ilmu Lain.
Terselesaikannya Makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.         Guru Filsafat Pendidikan kami Ustad Dr. Hasbi, M.Ag., Karena atas kesempatan yang telah diberikan kepada kami dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini.
2.         Kedua Orang Tua kami, yang senantiasa mendukung, menuntun kami dalam hidup ini dengan doa yang tulus.
3.         Teman-teman mahasiswa/mahasiswi yang selalu memberi semangat dan motifasi untuk kami dalam penyelesaian Makalah ini.
Penulisan Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, informasi yang masih kurang, sistematika yang masih kurang baik, masih kurangnya pengetahuan kami tentang Materi. Sehingga pada kesempatan ini kami juga mengharapkan kritik serta saran dari teman-teman mahasiswa/mahasiswi dan para pembaca untuk penulisan Makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Semoga dengan adanya Makalah ini teman-teman mahasiswa/mahasiswi  serta pembaca bisa menambah pengetahuan dan semoga kedepannya kita bisa menyelesaikan penulisan karya-karya tulis lain dengan lebih baik lagi.

Palopo, 18 September 2017
             

Penyusun Kelompok 2

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B.        Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.        Tujuan Penulisan....................................................................................... 2

BAB II FILSAFAT MATERIALISME
A.       Definisi Filsafat Pendidikan...................................................................... 3
B.        Hubungan Filsafat Dengan Ilmu-Ilmu Lain.............................................. 4
C.        Hubungan Khusus Filsafat Dengan Ilmu Pendidikan............................... 8

BAB III PENUTUP
A.       Kesimpulan Penulis................................................................................... 10
B.        Saran - Saran............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran penting bagi tercapainya suatu kemajuan. Selain itu proses pendidikan bukan hanya berhubungan dengan proses pencapaian ilmu pengetahuan, tetapi juga kematangan masyarakatnya secara psikis.
Filsafat dan pendidikan merupakan dua istilah yang berdiri pada makna dan hakikat masing-masing, namun ketika keduanya digabungkan ke dalam satu tema khusus, maka kedua kata tersebut memiliki makna tersendiri yang tidak terpisahkan. Filsafat pendidikan selama ini telah dipandang sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, namun bukanlah berarti bahwa kajiannya hanya sekedar menelaah sendi-sendi pendidikan dan atau filsafat semata. Filsafat pendidikan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari filsafat secara keseluruhan, baik dalam sistem maupun metode.[1]
Dari pernyataan diatas Kami dapat menyimpulkan bahwa filsafat dan pendidikan merupakan dua hal yang berbeda yang memiliki makna dan hakikatnya masing-masing tetapi ketika filsafat dan pendidikan  digabungkan dalam satu kajian khusus maka filsafat dan pendidikan merupakan dua kata yang tidak bisa terpisahkan baik dalam sistem maupun metodenya sebab konsenterasi dan fokus kajian filsafat ditujukan pada persoalan-persoalan yang berhubungan dengan seluk beluk pendidikan secara khusus sehingga kajian filsafat kemudian diarahkan pada suatu bidang kajian yang dalam hal ini adalah problem kependidikan sebagai sebuah realitas.
Pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu, sama halnya dengan ilmu-ilmu lain Pendidikan lahir dari induknya yaitu filsafat, sejalan dengan proses perkembangan ilmu. Ilmu pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari induknya. Pada awalnya pendidikan berada bersama dengan filsafat, sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentingan memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.[2]
Dari pernyataan diatas Kami dapat menyimpulkan bahwa seperti halnya dengan ilmu lain pendidikan juga lahir dari filsafat yang merupakan induk dari ilmu yang berkembang selama ini. Bahkan pada perkembangannya ilmu pendidikan sejalan satu arah dengan filsafat namun secara perlahan-lahan dengan terus berkembangnya filsafat maupun pendidikan, ilmu pendidikan mulai melepaskan diri dari induknya yaitu filsafat.

B.     Rumusan Masalah
Di setiap penulisan Makalah tentu memiliki rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penulisan pada Makalah  ini adalah :
1.   Apa definisi dari Filsafat Pendidikan?
2.   Bagaimana hubungan antara filsafat dengan ilmu-ilmu lain?
3.   Bagaimana hubungan khusus filsafat dengan ilmu pendidikan?

C.    Tujuan Penulisan
Disetiap penulisan Sebuah Makalah tentu memiliki tujuan penulisan, dan pada Makalah tujuan penulisan yaitu :
1.   Sebagai Syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.
2.   Memberikan Informasi kepada teman-teman dan para pembaca tentang hubungan antara filsafat dengan ilmu lain maupun hubungan khusus filsafat dengan ilmu pendidikan.



BAB II
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT PENDIDIKAN DENGAN ILMU LAIN

A.    PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Secara etimologi, istilah filsafat merupakan derivasi dari kata “falsafah” (bahasa Arab) yang diadopsi dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “Philoshopia” yang terbentuk dari dua kata; “philien/philo” yang berarti cinta dan “shopia” yang berarti kebijaksanaan; pengetahuan. Secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan dan orangnya disebut “filosof”.[3]
I.R.Poedjawijatna mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. Sedangkan menurut Aritoteles filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika.[4]
Pendidikan/pen·di·dik·an/, merupakan suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik.[5]
Dalam arti sederhana pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat sehingga seseorang tersebut dapat mendewasakan dirinya dengan berbagai upaya pengajaran yang telah ia lakukan selama ini dan akan mencapai tingkat penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental
Dalam perkembangannya, istilah pendidikan juga sering dikatakan sebagai bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dewasa yang dimaksud sendiri merupakan sikap yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, paedagogis dan sosiologis.
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mngatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral.[6]
Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitik beratkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya piker (intelektual), maupun daya perasaan (emosional), menuju tabiat manusia. Sementara menurut Thompson, filsafat artinya melihat suatu masalah secara total dengan tanpa ada batas atau implikasinya; ia tidak hanya melihat tujuan, metode atau alat-alatnya, tapi juga meneliti dengan saksama hal-hal yang dimaksud. [7]
Keseluruhan masalah yang dipikirkan oleh kedua filosof  yaitu John Dewey Maupun Thompson merupakan suatu upaya untuk menemukan hakikat masalah, sedangkan suatu hakikat itu dapat dibakukan melalui proses kompromi.

B.     HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DENGAN ILMU-ILMU LAIN
Pada mulanya ilmu yang pertama kali muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus menjadi bagian dari filsafat. Filsafat merupakan induk dari segala ilmu karena berbicara tentang abstraksi/sebuah yang ideal. Filsafat tidak terbatas, sedangkan ilmu terbatas sehingga ilmu menarik bagian filsafat agar bisa dimengerti oleh manusia.[8]
Filsafat berusaha untuk mengatur hasil-hasil dari berbagai ilmu-ilmu khusus ke dalam suatu pandangan hidup dan pandangan dunia yang terstu padukan, komprehensip (tidak ada sesuatu bidang yang berada di luar bidang filsafat) dan konsisten uraian kefilsafatan tidak menyusun pendapat-pendapat yang saling berkontardiksi).
Pada hakikatnya filsafat dan ilmu saling terkait satu sama lain, keduanya tumbuh dari sikap refleksi, ingin tahu, dan dilandasi kecintaan pada kebenaran. Filsafat dengan metodenya mampu mempertanyakan keabsahan dan kebenaran ilmu, sedangkan ilmu tidak mampu mempertanyakan asumsi, kebenaran, metode, dan keabsahannya sendiri.
Ilmu merupakan masalah yang hidup bagi filsafat dan membekali filsafat dengan bahan-bahan deskriptif dan faktual yang sangat perlu untuk membangun filsafat. Filsafat dapat memperlancarr integrasi antara ilmu-ilmu yang dibutuhkan. Filsafat adalah meta ilmu, refleksinya mendorong peninjauan kembali ide-ide dan interpretasi baik dari ilmu maupun bidang-bidang lain.
Ilmu merupakan konkritisasi dari filsafat. Filsafat dapat dilihat dan dikaji sebagai suatu ilmu, yaitu ilmu filsafat. Sebagai ilmu, filsafat memiliki objek dan metode yang khas dan bahkan dapat dirumuskan secara sistematis. Ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji seluruh fenomena yang dihadapi manusia secara kritis refleksi, integral, radikal, logis, sistematis, dan universal (kesemestaan).
Meskipun pada perkembangannya masing-masing ilmu memisahkan diri dari filsafat, tidak berarti hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus. Dengan ciri kekhususan yang dimiliki setiap ilmu, hal ini menimbulkan batas-batas yang tegas di antara masing-masing ilmu. Dengan kata lain tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Di sinilah filsafat berusaha untuk menyatu padukan masing-masing ilmu. Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusian yang luas.
Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu dewasa ini dapat menyediakan bagi filsafat sejumlah besar bahan yang berupa fakta-fakta yang sangat penting bagi perkembangan ide-ide filsafati yang tepat sehingga sejalan dengan pengetahuan ilmiah.[9]
Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi.  Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi sudah menjadi sektoral.   Contohnya filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk dikaji dan didalami.
Hubungan filsafat dengan ilmu dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu objeknya terbatas, khusus lapangannya saja.
2.      Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam dengan menunjukkan sebab-sebab yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam. Dengan satu kalimat dapat dikatakan:
-    Ilmu mengatakan “bagaimana” barang-barang itu (to know ..., technical know how, managerial know how ..., secundary causes, and proximate explanation)
-    Filsafat mengatakan “apa” barang-barang itu (to know `what` and `why` ..., first causes, highest principles, and ultimate explanation)
3.      Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus, mempersatukan, dan mengkoordinasikannya.
4.      Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu, tetapi sudut pandangnya berlainan. Jadi, merupakan dua pengetahuan yang tersendiri.[10]
Hubungan Filsafat dengan ilmu diatas membuktikan perbedaan yang besar antara kedua kata tersebut, meski demikian kedua kata tersebut tidak bisa saling memisahkan sebab kedua kata tersebut memiliki posisi yang saling membutuhkan satu dengan lain.
Hubungan Filsafat dengan ilmu-ilmu lain yang telah berkembang sejak dulu hingga sekarang dapat dilihat berikut ini :
a.      Hubungan Filsafat dengan Ilmu Administrasi
Ilmu administrasi negara disebut juga ilmu administrasi publik yaitu ilmu yang mempelajari seluruh aspek-aspek yang berjalan dalam setiap kegiatan birokrasi di negara ini. Hubungannya dengan filsafat adalah dalam menjalankan kegiatan negara diperlukan nilai-nilai pengambilan keputusan publik yang realistis (filsafat) yaitu menurut kenyataan, kebenaran dan  sesuatu yang pasti sehingga dapat mencapai tujuan yang di inginkan.
b.      Hubungan Filsafat dengan Ilmu Sosial
Hubungan ilmu filsafat dengan ilmu sosial sangat erat kaitannya karena ilmu sosial menelaah atau mempelajari masalah-masalah sosial yang timbul dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu, Dalam menelaah masalah-masalah tersebut kita harus mempunyai pengetahuan tentang segala yang ada dan merupakan kebenaran yang asli (Plato).
c.       Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan Alam
Hubungan ilmu filsafat dengan Ilmu Pengetahuan Alam yaitu saling melengkapi karena sama-sama merupakan ilmu pengetahuan yaitu sama-sama melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan (realitas) tentang gejala-gejala alam melalui ilmu pengetahuan. Ilmu Pengetahuan Alam mengisi filsafat dengan sejumlah besar materi yang aktual (benar-benar terjadi/ada) dan deskriptif  yang sangat perlu dalam pembinaan suatu filsafat. Dalam melakukan penyelidikan harus ada kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu metafisika, logika, retorika, etika dan estetika (Aristoteles). Dengan kata lain fungsi filsafat dalam Ilmu Pengetahuan Alam adalah mengembangkan pengertian tentang strategi dan taktik Ilmu Pengetahuan Alam.[11]
Dalam berbagai bidang filsafat menempati posisinya sendiri dari awal mula terbentuknya hingga saat ini. Bahkan, filsafat pada masa sekarang ini bukan hanya diperlukan di bidang administrasi, ilmu sosial, maupun ilmu pengetahuan alam saja, filsafat dimasa sekarang ini telah merambah dalam berbagai kajian ilmu baik yang bersifat umum maupun yang bersafit keagamaan.

C.    HUBUNGAN KHUSUS FILSAFAT DENGAN ILMU PENDIDIKAN
Filsafat yang dijadikan pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek dan kehidupan bangsa, termasuk aspek pendidikan.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat merupakan ide-ide dan idealisme, dan pendidikan merupakan usaha dalam merealisasikan ide-ide tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah laku, bahkan membina kepribadian manusia.
Menurut Ali Saifullah, antar filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan terdapat hubungan yang suplementer: filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat perhatian dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif ilmiah, yaitu:
1.    Kegiatan merumuskan dasar-dasar, tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi pendidikan.
2.    Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat.[12]
Dalam berbagai bidang ilmu sering kita dengar istilah vertikal dan horizontal. Istilah ini juga akan terdengar pada cabang filsafat bahkan filsafat pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat hubungan hozisontal, meluas kesamping yaitu hubungan antara cabang disiplin ilmu yang satu dengan yang lain yang berbeda-beda, sehingga merupakan sintesa yang merupakan terapan ilmu pada bidang kehidupan yaitu ilmu filsafat pada penyesuaian problema-problema pendidikan dan pengajaran. Filsafat pendidikan dengan demikian merupakan pola-pola pemikiran atau pendekatan filosofis terhadap permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran.
Adapun filsafat pendidikan menunjukkan hubungan vertikal, naik ke atas atau turun ke bawah dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain, seperti pengantar pendidikan, sejarah pendidikan, teori pendidikan, perbandingan pendidikan dan puncaknya filsafat pendidikan. Hubungan vertikal antara disiplin ilmu tertentu adalah hubungan tingkat penguasaan atau keahlian dan pendalaman atas rumpun ilmu pengetahuan yang sejenis.[13]
Maka dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya ilmu terapan adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada penerapan pendekatan filosofis pada bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dan penghidupan manusia pada umumnya dan manusia yang berpredikat pendidik atau guru pada khususnya.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan Penulisan
1.   Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mngatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral.
2.   Filsafat merupakan induk dari segala ilmu karena berbicara tentang abstraksi/sebuah yang ideal. Filsafat tidak terbatas, sedangkan ilmu terbatas sehingga ilmu menarik bagian filsafat agar bisa dimengerti oleh manusia. Pada hakikatnya filsafat dan ilmu saling terkait satu sama lain, keduanya tumbuh dari sikap refleksi, ingin tahu, dan dilandasi kecintaan pada kebenaran. Filsafat dengan metodenya mampu mempertanyakan keabsahan dan kebenaran ilmu, sedangkan ilmu tidak mampu mempertanyakan asumsi, kebenaran, metode, dan keabsahannya sendiri.
3.   Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat merupakan ide-ide dan idealisme, dan pendidikan merupakan usaha dalam merealisasikan ide-ide tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah laku, bahkan membina kepribadian manusia. Antar filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan terdapat hubungan yang suplementer: filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat perhatian dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif ilmiah

B.     Saran - Saran
1.   Diharapkan kepada teman-teman sejawat untuk biasa memahami secara mendalam lagi tentang materi yang disampaikan dan diharapkan untuk mempertanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang filsafat pendidikan agar kedepannya kita sebagai Mahasiswa/Mahasiswi tidak mendapat kesulitan yang berhubungan dengan mata kuliah yang sedang berlangsung.
2.   Diharapkan kepada teman-teman Mahasiswa/Mahasiswi untuk memperhatikan secara khusus tiga pokok materi yang kami bahas yaitu definisi dari filsafat pendidikan, hubungan antara filsafat dengan ilmu-ilmu lain, dan hubungan khusus filsafat dengan ilmu pendidikan, karena ketiga materi ini merupakan salah satu pokok penting dalam pendidikan khususnya bagi para calon pendidik.
3.   Diharapkan kepada pihak kampus khususnya pihak perpustakaan untuk lebih banyak lagi menyediakan bahan-bahan referensi khususnya buku-buku yang berhubungan dengan filsafat pendidikan sebab buku-buku referensi filsafat pendidikan yang terdapat di dalam perpustaan masih kurang banyak untuk menjadi referensi dalam pembuatan makalah.


















DAFTAR PUSTAKA


Al-Syaibani. 1979. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Arifin, H.M. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Ayo Belajar. 2015. http://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2015/11/makalah-filsafat-pendidikan-serta.html. Di Download Pada 16 September 2017.
Ening Hemiti. 2010. http://eningherniti.blogspot.co.id/2010/02/pengertian-filsafat-bahasa.html. Di download  pada tanggal 27 Maret 2017.
Hamid Hadisoenarto. 2013. http://hamidpakis.blogspot.co.id/2013/01/hubungan-filsafat-dan-ilmu.html. Di Download Pada 16 September 2017.
Pendidikan Aktual. 2015. http://pendidikanaktual.blogspot.co.id/2015/11/hubungan-antara-filsafat-ilmu-dan.html. Di Download Pada 16 September 2017.
Pinggan Budi Pertiwi. 2014. http://pinggan09.blogspot.co.id/2014/04/makalah-hubungan-filsafat-dan-ilmu.html. Di Download Pada 16 September 2017.
Risyanto LM. 2013. http://rixzalm278.blogspot.co.id/. Di Download Pada 16 September 2017.
Tafsir, Dr. Ahmad.1990. Filsafat Umum Akal Dan Hati Sejak Thales Sampai James Cetakan I. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Zuhairini. 1991. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Aksara.





[1]Ayo Belajar, “Filsafat Pendidikan (Makalah) Serta Hubungan Antara Filsafat Dan Pendidikan”, http://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2015/11/makalah-filsafat-pendidikan-serta.html, pada tanggal 16 September 2017 pukul 09.01

[2]Pendidikan Aktual, “Hubungan Antara Filsafat Ilmu dan Pendidikan”, http://pendidikanaktual.blogspot.co.id/2015/11/hubungan-antara-filsafat-ilmu-dan.html, pada tanggal 16 September 2017 pukul 09.16
[3]Ening Hemiti, “Pengertian Filsafat Bahasa”, http://eningherniti.blogspot.co.id/2010/02/pengertian-filsafat-bahasa.html, pada tanggal 27 Maret 2017 pukul 09.29
[4]Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal Dan Hati Sejak Thales Sampai James Cetakan I, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 9
[5]Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 352
[6]Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 36
[7]H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 3
[8]Hamid Hadisoenarto, “Hubungan Filsafat Dan Ilmu”, http://hamidpakis.blogspot.co.id/2013/01/hubungan-filsafat-dan-ilmu.html, pada tanggal 16 September 2017 pukul 08.47

[9]Pinggan Budi Pertiwi, “Makalah Hubungan Filsafat dan Ilmu”, http://pinggan09.blogspot.co.id/2014/04/makalah-hubungan-filsafat-dan-ilmu.html, pada tanggal 16 September 2017 pukul 08.25
[10]Pinggan Budi Pertiwi, “Makalah Hubungan Filsafat dan Ilmu”, http://pinggan09.blogspot.co.id/2014/04/makalah-hubungan-filsafat-dan-ilmu.html, pada tanggal 16 September 2017 pukul 08.25
[11]Risyanto LM, “Hubungan Filsafat Dengan Ilmu Lain”, http://rixzalm278.blogspot.co.id/. pada tanggal 16 September 2017 pukul 09. 50
[12]Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1991), hlm. 18
[13]Ayo Belajar,Filsafat Pendidikan (Makalah) Serta Hubungan Antara Filsafat Dan Pendidikan”, http://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2015/11/makalah-filsafat-pendidikan-serta.html, pada tanggal 16 September 2017 pukul 09.01

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Tauhid "MACAM-MACAM TAUHID MELIPUTI ULUHIYYAH, RUBUBIYAH DAN ASMA WA SIFAT"

TUGAS TAUHID MACAM-MACAM TAUHID MELIPUTI ULUHIYYAH, RUBUBIYAH DAN ASMA WA SIFAT Di susun oleh : KELOMPOK                        :...