Senin, 19 Maret 2018

Makalah Ulumul HADITS "UNSUR-UNSUR HADIST MELIPUTI SANAD, MATAN, DAN RAWI"

MAKALAH ULUMUL HADIST

UNSUR-UNSUR HADIST MELIPUTI SANAD, MATAN, DAN RAWI

Di susun oleh :
Kelompok : 1 (Satu)
Nama :
1.        NurulFalah                            (16 0201 0105)
2.        Sulyadi                                   (16 0201 0142)
3.        VarsellaAprillianAmrul       (16 0201 0145)
Kelas         : PAI-D
Semester   : I (Satu)
Fakultas    : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

2016

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT.karena atas rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah Ulumul Hadist yang berjudul Unsur-Unsur Hadist Meliputi Sanad, Matan, dan Rawi.
Terselesainnya Makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada:
1.    Ustad Alimuddin S.Ud, M.pd.I, selaku Dosen pengajar yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyampaikan materi kami.
2.    Teman-teman sekalian yang telah memotifasi kami untuk menyelesaikan Makalah ini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, pengetahuan yang seberapa, informasi yang sangat minim dan kami masih perlu banyak belajar dalam penulisan Makalah. Oleh karena itu, kami berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun akan kesempurnan Makalah ini sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan dimasa mendatang.
SemogaMakalah yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk pembaca khususnya kami sendiri.

Palopo, 13 September 2016

Penulis

 DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.           LatarBelakangMasalah......................................................................... 1
B.            RumusanMasalah.................................................................................. 2
C.            TujuanPenulisan.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.           Sanad.................................................................................................... 3
B.            Matan.................................................................................................... 10
C.            Rawi...................................................................................................... 12
D.           Perbedaan Sanad, Matan, dan Rawi..................................................... 13
BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan.............................................................................................. 15
B.       Saran........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16

 BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Masalah
Di dalam kehidupan ini terdapat berbagai macam pengetahuan yang di butuhkan oleh setiap manusia. Baik itu pengetahuan dalam bidang sosial, bahasa, politik, agama, dan lain sebagainya. Namun, sumber dari pengetahuan itu ada dua macam yaitu sumber yang merupakan pilar dari sebagian besar ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia baik dalam pengetahuan agama maupun dalam pengetahuan umum yang dikenal dengan sebutan sumber Naqli, dan sumber yang kedua adalah adalah sumber pengetahuan yang berasal dari akal atau pikiran manusia, yang dikenal juga dengan sumber Aqli.
Pada sumber Naqli, ketika seorang manusia khususnya bagi umat Islam ingin mencari dan mempelajari sebuah pengetahuan maka Ia tidak akan lepas dari sumber otentik bagi umat Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam.
Telah kita ketahui sebelumnya, tidak ada seorang muslim pun yang dapat mengingkari betapa ia sangat mencintai dan menghormati baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Penghormatan kepada Beliau ini terus di riwayattan oleh sahabat dan pengikut-pengikut mereka (As-Salaf Ash-Shalih) yang kemudian terefleksikan dalam sikap mereka terhadap sabda, tindakan, dan sikap baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam. Mereka tidak hanya berusaha mengikuti dan meladeni, tetapi mereka juga menjaga kemurnian agama islam dari orang-orang kafir yang menjadi musuh seorang muslim. Tindakan sahabat dan pengikut-pengikut Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam inilah yang kemudian melahirkan berbagai ilmu-ilmu hadist seperti Al-Jarh wa At-Ta’dil, Al-‘Ilal, IlmuAr Rijal, dan masih banyak lagi.
Dalam mempelajari ilmu-ilmu Hadist khususnya dalam pelajaran di bangku perkuliahan, seorang mahasiswa khususnya mahasiswa yang belajar tentang ajaran agama Islam dituntut agar bisa lebih mendalami dan memahami hadist itu sendiri dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa menurut bahasa Hadist adalah berita, sesuatu yang baru, dan juga dekat, sedangkan menurut istilah Hadist adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam baik berupa ucapan, perbuatan, sifat ataupun penetapan sebelum kenabian  ataupun sesudahnya.
Namun, seorang mahasiswa tidak hanya perlu mengetahui apa definisi dari Hadist. Tetapi, mereka juga juga harus mengetahui apa saja unsur-unsur pokok dari ilmu Hadist dan bagaimana contoh unsur-unsur Hadist yang meliputi Sanad, Matan, dan Rawi tersebut di dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, kami membuat makalah yang berisi materi kumpulan unsur-unsur pokok Hadist dan contoh unsur-unsur Hadist dalam kehidupan sehari-hari untuk menambah wawasan serta pengetahuan pembaca khususnya teman-teman kami.

B.       Rumusan Masalah
Di setiap penulisan Makalah tentu memiliki rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penulisan pada Makalah  ini adalah :
1.        Apa sajakah unsur-unsur pokok dari Hadist?
2.        Apakah definisi dari Hadist Sanad?
3.        Apakah definisi dari Hadist Matan?
4.        Apakah definisi dari Hadist Rawi?
5.        Apa sajakah contoh hadist Sanad, Matan, dan Rawi?
6.        Apa perbedaan Antara Sanad, Matan, dan Rawi ?

C.       Tujuan
Di setiap penulisan Makalah tentu memiliki tujuan. Adapun tujuan penulisan pada Makalah ini adalah :
1.        Sebagai syarat mengikuti pelajaran Ulumul Hadist.
2.        Memberikan informasi kepada pembaca tentang unsur-unsur Hadist.












BAB II
PEMBAHASAN


A.  Sanad
1.    Pengertian Sanad
Kata Sanad menurut bahasa adalah sandaran, atau sesuatu yang kita jadikan sandaran. Dikatakan demikian, karena setiap hadits bersandar kepadanya. Sedangkan, menurut istilah, terdapat perbedaan rumusan pengertian.
1)   Al-Badru bin Jamaah dan Al-Thiby menyatakan bahwa sanad adalah :
الأخبار عن طريق المتن
Artinya:“Berita tentang jalan matan”

Sebagian ulama ada yang mendefinisikan:
سلسلة الرجال الموصلة للمتن        
Artinya:“Silsilah orang-orang (yang meriwayatkan hadits), yang menyampaikannya pada matan hadits”.

Ada juga ulama yang mendefinisikan:
سلسلة الرواة الذين نقلوا المتن عن مصدره الأول
Artinya:“Silsilah para perawi yang menukilkan hadits dari sumbernya yang pertama”.

Dari definisi di atas, maka yang dimaksud dengan istilah silsilah orang ialah susunan atau rangkaian mata rantaiorang-orang yang menyampaikan materi hadits tersebut, mulai dari yang disebut pertama sampai kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, dimana semua perbuatan, ucapan, pengakuan dan lainnya merupakansuatu materi atau matan hadits.

Oleh sebab itu, yang dinamakan sanad hanyalah yang berlaku pada sederetan matarantai orang-orang, bukan dari sudut pribadi secara perorangan, sebab sebutan untuk perorangan yang menyampaikan hadits adalah perawi atau rawi.

Yang berkaitan dengan istilah sanad ialah kata-kata, seperti al-isnad, al-musnid, dan al-musnad. Kata-kata ini secara termilogis mempunyai arti yang cukup luas, seperti yang telah dikembangkan oleh para ulama :
1)   Kata Al-Isnad berarti menyadarkan, mengasalkan(mengembalikan keasal), dan mengangkat. Maksudnya adalah menyandarkan hadis kepada orang yang mengatakannya (raf’u al-hadis ila qa’ilih atau ‘azwu al-hadis ila qa’ilih). Menurut At-Tiby, “Kata al-isnad dan as-sanad digunakan oleh para ahli dengan pengertian yang sama.”
2)   Kata Al-Musnad mempunyai beberapa arti.
ü Bisa berarti Hadist yang disandarkan atau diisnadkan oleh seseorang.
ü Bisa berarti kumpulan hadist-hadist yang diriwayatkan dengan menyebutkan sanad-sanadnya secara lengkap, seperti Musnad Al-Firdaus.
ü Bisa berarti nama suatu kitab yang menghimpun hadis-hadis dengan sistem penyusunan berdasarkan nama-nama para sahabat perawi hadist, seperti kitab Musnad Ahmad, tapi bisa juga berarti nama bagi hadist yang marfu’ dan muttasil yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan sanadnya bersambung. ()

a)    Kajian sanad bersambung diantaranya :
1.    Hadist Muttashil (Maushul)
Hadist ini adalah hadist yang didengar oleh masing-masing rawinya dari rawi yang diatasnya sampai kepada ujung sanadnya, baik hadist marfukmmaupun hadis mauquf.
ü  Contoh Hadist muttashil marfuk adalah hadist yang diriwayatkan  oleh Maliki dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah Saw, bersabda :
Artinya : Orang yang tidak mengerjakan shalat ashar itu seakan-akan menimpakan bencana kepada keluarganya dan hartanya.
ü  Contoh hadist muttashil mauquf adalah hadist yang diriwayatkan oleh Malik dari Nafi’ bahwa ia mendengar Abdullah bin ‘Umar berkata :
Artinya : Barang siapa mengutangi orang lain, maka tidak boleh menentukan syarat lain kecuali keharusan membayarnya.

2.    Hadist Musnad
Hadist ini adalah hadist yang sanadnya bersambung dan marfuk kepada Rasullullah Saw.

3.    Hadist Mu’an’an
Hadist Mu’an’an adalah hadist yang pada sanadnya terdapat ungkapan “Fulan’an Fulan”, dan tidak dijelaskan apakah hadist itu diceritakan atau dikabarkan oleh Fulan (kedua) atau didengar darinya.

4.    Hadist Mu’annan
Hadist Mu’annan adalah hadist yang pada sanadnya terdapat kata-kata “Fulan anna Fulan...”

5.    Hadist Musalsal
Hadist musalsal adalah hadist yang para rawinya secara estafet melakukan hal yang sama atas sikap yang sama dengan rawi-rawi sebelumnya atau terhadap riwayatnya.
Hadist musalsal terbagi atas beberapa bagian diantaranya :
a)    Hadist musalsal karena perkataan para rawinya, seperti hadist Mu’adz bin Jabal r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah berkata kepadanya :
Artinya : Wahai Mu’adz, aku sungguh mencintaimu. Oleh karena itu, ucapkanlah setiap selesai shalat: Ya Allah, berilah pertolongan kepadaku untuk (senantiasa) berzikir, bersyukur, dab beribadah dengan baik kepada-Mu.

   Setiap rawinya dalam menyampaikan Hadist tersebut berkata :
Artinya : Dan saya (juga) mencintaimu, maka ucapkanlah itu!

b)   Hadist musalsal karena tindakan para rawinya, seperti hadist Abu Hurairah r.a. Abul Qasim (gelar Rasulullah Saw.) menjalinkan jari tangannya kepada jari tanganku seraya berkata,
Artinya : Allah menciptakan bumi ini pada hari Sabtu.

c)    Hadist musalsal karena ucapan dan tindakan para rawinya, sekaligus seperti hadist Anas. Ia berkata Rasullullah Saw. bersabda:
Artinya : tidak seorang hamba pun dapat memperoleh manisnya iman, sehingga ia beriman kepada qadar, baiknya dan jeleknya, manisnya dan pahitnya.

d)   Hadist musalsal karena gaya bahasa para rawinya, yakni berdekatan gaya bahasa yang mereka pakai atau benar-benar sama.

e)    Hadist musalsal dengan identitas  para rawinya, seperti kesamaan nama mereka, misalkan sama-sama bernama Muhammad.
f)    Hadist musalsal karena sifat-sifat rawi yang berkaitan dengan bahasa penyampaian hadis, waktunya, atau tempatnya.
6.    Hadist Ali
Hadist Ali atau Isnad ‘Ali adalah sebuah sanad yang sedikit jumlah rawinya dan bersambung pula apabila  rawinya lebih dahulu mendengar hadis yang bersangkutan atau gurunya lebih dahulu wafat.

7.    Hadist Nazil
Hadist Nazil adalah kebalikan dari hadist ‘Ali. Yaitu hadist yang jauh jarak sanadnya.

b)   Kajian Sanad yang Terputus
1.    Hadis Munqathi
Artinya : Hadis Munqathi adalah setiap hadis yang tidak bersambung sanadnya, baik yang disandarkan kepada Nabi Saw. maupun disandarkan kepada yang lain



2.    Hadist Mursal
Artinya : Hadist mursal adalah hadist yang disandarkan kepada Nabi oleh seorang tabiin dengan mengatakan. “Rasulullah Saw. berkata...” baik ia tabiin besar maupun tabiin kecil.

3.    Hadist Mu’allaq
Artinya : Hadis mu’allaq adalah hadist yang dibuang permulaan sanadnya (yakni rawi yang menyampai hadist kepada penulis kitab), baik seorang maupun lebih, dengan berurutan meskipun sampai akhir sanad.

4.    Hadist Mu’dhal
Artinya : Hadist yang pada mata rantai sanadnya gugur dua orang rawi atau lebih di satu tempat, baik pada awal sanad, tengah sanad, maupun di akhir sanad.

5.    Hadist Mudallas
Dinamakan Demikian sebab ia mengandung kesamaran dan ketertutupan.

6.    Hadist Mursal Khafi’
Artinya : Hadist mursal khafi adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi dari guru yang sezaman, tetapi ia tidak pernah mendengar hadisnya serta tidak pernah bertemu dengannya.

Sanad merupakan sandaran yang sangat prinsipiil dalam ilmu hadist dan merupakan jalan utama dalam mencapai tujuan yang luhur yaitu dalam membedakan antara hadist yang dapat diterima (makbul) dan hadis yang ditolak (mardud).

Ada beberapa pendapat mengenai pentingnya sanad, pendapat itu diantaranya :
1)   Sufyan al-Tsauri berkata, “Sanad merupakan senjata bagi orang Mukmin. Tanpa senjata, maka dengan apa mereka akan berperang (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban pada pembukaan kitab al-Majruhin, hal.9)
2)   Abdullah bin al-mubarak berkata, “Sanad menurutku termasuk bagian agama. Seandainya tidak ada sanad, maka setiap orang dapat berbicara sekehendaknya. Lalu apabila ditanyakan kepadanya, “Siapakah yang meriwayatkan (hal itu) kepadamu?” Maka ia akan tinggal diam (Diriwayatkan oleh Muslim pada Mukadimah Shahih-nya, hlm. 12;al-Turmudzi dalam al-‘llah; Ibnu Hibban pada pembukaan kitab al-Majruhin, hlm.18; al-khatib al baghdadi dalam kitab syarah Ashshab al-hadist, hlm.41. dari al-Turmudzi)
3)   Ia berkata pula, “(pemisah) antara kami (para penerima riwayat) dan kaum (pemberi riwayat) adalah sanad. (Diriwayatkan oleh Muslim dalam mukadimah shahinya, hlm. 12.)

Sanad atau thariq, ialah jalan yang dapat menghubungkan matnu’AI-Hadist kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Dalam bidang ilmu Hadist sanad itu merupakan neraca untuk menimbang sahih atau Dhaifnya suatu hadist. Andai kata salah seorang dalam sanad-sanad itu ada yang fasiq atau yang tertuduh dusta maka, dhaiflah Hadist itu, hingga tak dapat dijadikan Hujjah untuk menetapkan suatu hukum.
Posisi sanad dalam suatu hadits umumnya berada diawal atau permulaan.

2.    Contoh Sanad
Artinya : Dari Ummil Mu’minin ibunya ‘Abdillah r.a. telah berkata : “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam :



B.     Matan
1.    Pengertian Matan
Matan adalah bahasa arab yang dalam bahasa berarti : tanah yang tinggi (الأرضمنوارتفعصلبما)Sedang menurut istilah ialah :
ألفاظ الحديث التى تتقوم بها المعاني
“Lafal-lafal hadits yang mengandung makna-makna tertentu”
ما ينتهي إليه السند من الكلام
(suatu kalimat yang menjadi tempat berakhirnya sanad).                   

Adapun definisi matan atau al-matan menurut buku yang disusun oleh Drs. H. Mudasir adalah  matan secara bahasa berarti mairtafa’a min al-ardi (tanah yang meninggi).
Adapun secara istilah, memiliki pengertian yang sama.
Ada juga redaksi yang lebih sederhana lagi, yang menyebutkan bahwa matan adalah ujung sanad (gayah as-sanad). Semua pengertian di atas menunjukkkan bahwa yang dimaksud dengan matan ialah materi hadits atau lafal hadits itu sendiri.
Dari semua definisi di atas, maka matan ialah materi atau lafazh hadits itu sendiri, yang oleh penulisnya ditempatkan setelah menyebutkan sanad sebelum perawi atau mudawwin.
Dengan demikian, matan hadits ialah pembicaraan (kalam) atau materi berita yang diover oleh sanad terakhir, baik isi pembicaraan itu sabda Nabi Saw., sahabat ataupun tabi’in, baik isi pembicaraan itu berupa perbuatan Nabi Saw. maupun perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi Saw.
Posisi matan dalam suatu bentuk hadist yang sempurna berada setelah sanad sebelum rawi.

2.    Contoh Matan
ü Misalnya perkataan Anas bin Malik ra. :
كنا نصلى مع رسول الله صلى الله عليه و سلم فى شدة الحر فإذا لم يستطع أحدنا أن يمكن جبهته من الأرض بسط وبه فسجد عليه
Artinya :“Kami shalat bersama-sama Rasulullah Saw. pada saat udara sangat panas, jika salah seorang dari kami tidak sanggup menekankan dahinya di atas tanah, maka ia bentangkan pakaiannya lalu sujud di atasnya”.
Begitu juga hadits Nabi Saw. tentang hukum bacaan basmalah dalam shalat dengan bentuk redaksi yang bervariasi sesuai dengan redaksi para mukharrij-nya, yaitu:
a)    Hadits riwayat Imam Muslim, yaitu:
1)   Hadist Pertama
لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب رواه مسلم
Artinya : “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat fatihahnya kitab”. Hadits riwayat Muslim”.
2)   Hadist Kedua
            لا صلاة لمن لم يقرأ بأم القرآن
 Artinya : “... Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca ummil quran (al-fatihah). Hadits riwayat Muslim.
3)   Hadist Ketiga
                                                                 من لم يقرأ بأم القرآن فلا صلاة له
Artinya : “... siapa saja yang shalat tidak membaca ummil quran (al-fatihah), maka tidaklah ia shalat. Hadits riwayat muslim.
b)   Hadits riwayat Imam Abu Dawud, yaitu:
                 لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب فصاعدا
Artinya : “... Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat fatihahnya kitab lalu seterusnya. Hadits riwayat Abu Dawud.”
c)    Hadits riwayat Ibnu Majah, yaitu :
                          لا صلاة لمن لم يقرأ فيها بفاتحة الكتاب      
Artinya : “... Tidak sah shalat seseorang yang dalam shalatnya tidak membaca fatihahnya kitab. Hadits riwayat ibnu Majah.”






C.    Rawi
1.    Pengertian Rawi
الراوي في لغة : الذى يروي الحديث و نحوه( المنوز: ٥٩٠
Kata rawi atau ar-rawi berarti orang yang meriwayatkan atau memberikan hadits ( naqil al-hadits).
Sebenarnya, sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Sanad-sanad hadits pada tiap tabaqah-nya, juga disebut rawi, jika yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadits. Akan tetapi, yang membedakan antara rawi dan sanad terletak pada pembukuan atau pen-tadwin-an hadits. Orang yang menerima hadits dan kemudian menghimpunnya dalam suatu kitab tadwin disebut perawi.
Dengan demikian, maka perawi dapat disebut mudawwin (orang yang membukukan dan menghimpun hadits).

2.    Karakteristik dan gelar-gelar keilmuan para Rawi




Artinya : Rawi adalah orang yang meneriam hadist dan   menyampaikannya dengan salah satu bahasa penyampaiannya.

Para ulama mengklasifikasikan para Rawi dari segi  banyak dan sedikitnya hadis yang mereka riwayatkan dan peran mereka, menjadi beberapa bagian yaitu :
1)   Al Musnid adalah  orang yang meriwayatkan Hadist beserta sanadnya, baik ia mengetahui kandungan Hadist yang diriwayatkannya atau sekedar meriwayatkan.
2)   Al-Muhaddist, adalah orang yang mencurahkan perhatiannya terhadap Hadist, baik dari segi riwayah maupun dirayah, hafal identitas dan karakteristik para rawi, mengetahui keadaan mayoritas rawi zamannya beserta hadis-hadis yang mereka riwayatkan, dan juga memiliki keistimewaan sehingga dikenal pendirian dan ketelitiannya.
3)   Al-Hafizh, gelar ini lebih tinggi dari al-Muhaddist, dan merupakan, gelar orang yang sangat luas pengetahuannya tentang  hadist dan ilmu-ilmunya.
4)   Al-Hujjah, apabila seorang hafiz sangat tekun, kuat, rinci hafalannya akan sanad dan matan hadist, maka ia akan diberi gelar al-Hujjah. Ulama muta’akhhirin mendefinisikan al-Hujjah sebagai orang yang hafal tiga ratus ribu hadist sanad dan matannya.
5)   Al-Hakim, adalah yang menguasai seluruh hadist sehingga hanya sedikit hadist yang terlewatkan.
6)   Amir al-Mu’minin fi al-Hadist, gelar tertinggi diberikan kepada orang yang kemampuannya melebihi semua orang dengan gelar diatas, baik hafalannnya maupun kedalaman pengetahuannya tentang hadist dan ‘illat-‘illat-nya, sehingga ia menjadi rujukan para hakim dan hafiz serta yang lainnya

3.    Contoh Rawi
1.    Contoh Rawi Pertama
Artinya : Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Nasa-i dan telah berkata Tirmidzi : “Ini adalah Hadist Hasan Shoheh.”
2.    Contoh Rawi Kedua
Artinya : Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi dan ia berkata : Itu adalah Hadist Hasan Sholeh.



3.    Contoh Rawi Ketiga
Artinya : Diriwayatkan oleh Muslim.

D.  Perbedaan Sanad, Matan, Rawi
حدثنا محمد بن معمر بن ربعي القيس، حدثنا أبو هشام المحزومي عن عبد الواحد وهو ابن زياد حدثنا عثمان بن حكيم حدثنا محمد ابن المنكدر عن عمران عن عثمان بن عفان قال ؛ قال رسول الله صلي الله عليه و سلم ؛ من توضأ فأحسن الوضوء خرجت خطاياه من جسده حتي تخرج من تحت أظفاره.(رواه مسلم
Artinya : “ Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’i al-Qaisi, katanya telah menceritakan kepadaku Abu Hisyama al-Mahzumi dari Abu Al-Wahid yaitu Ibnu Ziyad, katanya telah menceritakan kepadaku ‘Utsman bin Hakim, katanya telah menceritakan kepadaku Muhammad al-Munqadir, dari ‘Amran, dari ‘Utsman bin Affan r.a. ia berkata” Barang siapa yang berwudu’ dengan sempurna (sebaik-baiknya wudu’), keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari bawah kukunya”.
(H.R. MUSLIM).






















BAB III
PENUTUP


A.  Kesimpulan
1.    Dalam mempelajari ilmu hadist ada tiga (3) unsur utama yang harus diketahui dan dipahami oleh mahasiswa ataupun pengajar. Ketiga unsur tersebut yaitu Sanad, Matan, dan Rawi
2.    Sanad menurut bahasa adalah sandaran yaitu sesuatu yang di jadikan sandaran. Sedangkan menurut istilah Sanad adalah hadist yang disandarkan atau diisnadkan oleh seseorang.
3.    Matan atau al-matn menurut bahasa berarti mairtafa’a min al-ardi. Sedangkan menurut istilah adalah tempat berakhirnya Sanad
4.    Rawi merupakan orang yang meriwayatkan atau yang memberitakan hadist
5.    Perbedaan Antara Sanad, Matan, dan Rawi, salah satunya terdapat pada posisi suatu hadist yaitu, posisi Sanad pada suatu hadist terdapat di awal hadist, sedangkan Matan berada setelah Sanad yaitu isi atau inti suatu hadist, dan posisi Rawi berada telah Matan atau Bagian terakhir dari suatu Hadist.

B.  Saran
Sebaiknya teman–teman atau pembaca yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai materi ini di harapkan lebih banyak mencari materi materi yang berhubungan dengan materi kami di dalam buku-buku.sehingga teman-teman atau pembaca umum bisa lebih banyak mengetahui dan mendalami lebih dalam tentang ilmu pengetahuan Hadist.











DAFTAR PUSTAKA


‘Itr, Dr. Nuruddin.2014.‘Ulumul Hadis.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Jadhy Putra Ksatria.Http://Jadhyputraksatria.Blogspot.Co.Id/2013/07/Unsur-Unsur-Hadits.Html . 11 September 2016 Pukul 23:24 Wita.
Mudasir, Drs. H.2008.Ilmu Hadis.Bandung:CV Pustaka Setia.
'Ulum Al-Hadis.Http://Stiqulumalhadis.Blogspot.Co.Id/2012/01/Definisi-Sanad.11September 2016 Pukul 23:45 Wita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Tauhid "MACAM-MACAM TAUHID MELIPUTI ULUHIYYAH, RUBUBIYAH DAN ASMA WA SIFAT"

TUGAS TAUHID MACAM-MACAM TAUHID MELIPUTI ULUHIYYAH, RUBUBIYAH DAN ASMA WA SIFAT Di susun oleh : KELOMPOK                        :...