TUGAS TAUHID
MACAM-MACAM TAUHID MELIPUTI ULUHIYYAH, RUBUBIYAH DAN ASMA WA SIFAT
Di susun oleh :
KELOMPOK : 4
NAMA KELOMPOK :
1.
Nur
Hayati (16 0201 0132)
2.
Varsella
Aprillian Amrul (16 0201 0145)
3.
Yusni
Yunus (16 0201 0150)
PRODI : Pendidikan
Agama Islam (PAI) - D
SEMESTER : I (SATU)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO
Tahun 2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas
berkah dan rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah Tauhid
yang berjudul Macam-Macam Tauhid Meliputi Uluhiyyah,
Rububiyyah dan Asma Wa Sifat.
Terselesaikannya Makalah ini tidak lepas
dari bantuan beberapa pihak, sehingga pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Guru
Tauhid kami Ustad Alimuddin S.Ud. M.Pd.I, karena atas kesempatan yang telah diberikan
kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
2.
Kedua
orang tua kami, yang selalu mendoakan kami sehinggga penulisan makalah ini
dapat terselesaikan.
3.
Teman-teman
mahasiswa/mahasiswi yang selalu memberi semangat dan motifasi untuk kami dalam
penyelesaian Makalah ini.
Penulisan Makalah ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan, informasi yang kurang banyak, sistematika yang masih
kurang bagus, masih kurangnya pengetahuan kami tentang macam-macam tauhid.
Sehingga pada kesempatan ini kami mengharapkan kritik serta saran dari
teman-teman dan para pembaca untuk penulisan makalah kedepannya.
Semoga dengan adanya Makalah ini
teman-teman serta pembaca bisa menambah pengetahuan tentang macam-macam Tauhid
dan bisa menambah keimanan kita pada
Allah SWT, dan semoga kedepannya kita bisa menyelesaikan penulisan karya-karya
tulis lain dengan lebih baik lagi.
Palopo, 29
September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR
ISI................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah..................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.............................................................................. 1
C.
Tujuan
Penulisan................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Tauhid................................................................................................ 2
B.
Macam-Macam
Tauhid
1.
Tauhid
Uluhiyyah................................................................... 2
2.
Tauhid
Rububiyyah................................................................ 4
3.
Tauhid
Asma Wa Sifat........................................................... 5
C.
Hubungan antara Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid
Rububiyyah.......... 11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................... 13
B.
Saran................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA`.................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
mempelajari agama Islam kita tidak bisa lepas dari ajaran tauhid, ilmu tauhid
ini sangat penting untuk di ketahui oleh seorang mukmin. Tauhid merupakan ilmu
tentang pengesahan Allah SWT, pengesahan Allah SWT telah ditegaskan dalam Q.S.
Al-Fatihah dan Q.S. Al-Ikhlas.
Seorang
mahasiswa yang melanjutkan pendidikan pada program studi agama islam tentu
tidak lepas dari Tauhid yang merupakan mata kuliah keahlian di program studi
tersebut. Keberadaan mata kuliah sangat penting untuk memberi wawasan dan pemahaman kepada
mahasiswa/mahasiswi tentang akidah. Dengan adanya mata kuliah ini diharapkan
agar mahasiswa/mahasiswa dapat mengetahui konsep agama islam menurut Al-Qur’an
dan Al-Hadist (Sunnah).
Ilmu Tauhid
tidak hanya tentang pengesahan Allah SWT saja semata, melainkan ilmu tauhid
merupakan mata kuliah yang memberikan pengajaran tentang pengertian tauhid,
ruang lingkup tauhid, keimanan, cara memelihara iman, islam dan rukun islam,
hubungan iman, islam, ihsan, dan lain sebagainya.
Dalam
pengajaran mata kuliah tauhid seorang mahasiswa/mahasiswi juga akan mendapatkan
penjelasan mengenai macam-macam tauhid sendiri. Dan oleh karena itu,kami akan
mengangkat masalah ini dalam diskusi kami
sehingga kami bisa memberikan penjelasan mengenai macam-macam tauhid
yang meliputi Uluhiyyah, Rububiyyah, dan Asma Wa Sifat.
B.
Rumusan
Masalah
Setiap
penulisan sebuah Makalah tentu memiliki rumusan masalah, dan pada Makalah ini
rumusan masalah yaitu :
1.
Apa
sajakah macam-macam tauhid ?
2.
Bagaimana
penjelasan dari Uluhiyyah, Rububiyyah, dan Asma Wa Sifat ?
C.
Tujuan
Penulisan
Disetiap
penulisan Sebuah Makalah tentu memiliki tujuan penulisan, dan pada Makalah
tujuan penulisan yaitu :
1.
Sebagai
Syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Tauhid.
2.
Memberikan
Informasi kepada teman-teman dan para pembaca tentang macam-macam Tauhid.
BAB I
PEMBAHASAN
A.
Tauhid
Kata ‘Tauhid’,
yaitu ‘Peng-Esa-An’. Adapun makna praktis yang dimaksudkan dengan terminologi
‘Tauhid’ adalah mengesakan Tuhan. Pengertian mengesakan Tuhan adalah hati
meyakini bahwa Tuhan itu esa, lisan mengatakan bahwa Tuhan itu Esa. Seluruh
perbuatannya ditujukan semata-mata untuk memenuhi perintah-perintah,
anjuran-anjuran, meninggalkan larangan, anjuran untuk ditinggalkan yang
semuanya itu dari Tuhan.
Menurut para ulama ahli Ulma Ilmu Tauhid
(disebut juga Ilmu ‘Aqaid, Ilmu Ushuluddin, dan Ilmu Kalam). Ilmu Tauhid
disebut Ilmu Aqaid karena yang dibahas dalam ilmu tersebut mengenai aqidah dan
keyakinan hati hingga pelaksanaan keyakinan oleh orang beriman. Ilmu Tauhid
disebut Ilmu Ushuluddin karena ilmu ini membahas tentang pokok-pokok agama (ushul),
bukan menganai furu’ atau cabang-cabang dalam agama, seperti ilmu fiqih.
Itulah sebabnya diantara objek nyata ilmu ini membahas tentang iman,
kufur, nifaq, syirik, dan fasiq, dan seluk-beluknya dari hal-hal tersebut.
Tauhid dibagi menjadi Tiga macam, yaitu tauhid
rububiyyah, tauhid uluhiyyah, tauhid asma’ wa sifat. Adapun penjelasannya akan
diuraikan satu demi satu di bawah ini.
B.
Macam-Macam
Tauhid
1.
Tauhid Uluhiyyah
Arti literal terminologi ’Ilah’ adalah Tuhan
yang disembah. Dari kata ‘Ilah’ setelah dibentuk menjadi term ‘uluhiyyah’
berarti hal-hal yang terkait dengan persembahan. Kata ‘Ilah’ (Tuhan) menunjuk
nama tertentu, dalam Islam ‘Ilah’ itu adalah Allah swt.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan tauhid
uluhiyyah adalah meyakini bahwa hanya Allah saja lah yang berhak disembah atau
diibadahi, termasuk di dalamnya adalah disucikan, dihormati, dimohoni
pertolongan, dipuja dan dipuji, disanjung, diagungkan, dan dijadikan dasar
bersumpah dalam meyakinkan suatu kebenaran umpama tidak mengakui tuduhan
berzina karena memang tidak melakukannya. Allah memang memerintahkan kepada
orang-orang beriman untuk menyembah kepadanya,
Tauhid Uluhiyyah ialah percaya atau meyakini
sepenuhnya bahwa Allah SWT yang berhak menerima semua peribadaan makhluk, dan
hanya Allah SWT saja yang sebenarnya harus disembah.
Seorang muslim di dalam hatinya tertanam tauhid
uluhiyyah dengan kokoh maka dalam jiwanya terpatri tekat yang bulat bahwa
segala pujian, doa, harapan dan amal perbuatannya hanya semata-mata untuk
pengabdian dan bakti kepada Allah SWT. Hanya Allah SWT sajalah yang dituju oleh
makhluk-Nya untuk di sembah.
Tauhid Uluhiyyah dalam pengertiannya sering
diidentikkan dengan tauhid Ubudiyyah, karena sesungguhnya adanya pengabdian
yang hanya ditujukan kepada Allah SWT merupakan konsekuensi dari keyakinan
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Kata Uluhiyyah dinisbahkan kepada kata
Allah sedangkan Ubudiyyah dinisbahkan kepada abada.
Manusia bersujud kepada Allah SWT dan
Menjadikan Allah SWT sebagai tempat meminta, tempat mengadu,, dan tempat untuk
menyandarkan segala pujian dan harapan.
Semua yang berupa pengabdian, langsung
ditujukan kepada Allah SWT dengan tanpa perantara (Wasilah) dalam bentuk apapun
seperti manusia, berhala, gunung, laut, ataupun
makhluk-makhluk lainnya.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Ankabut : 46
Ÿwur
(#þqä9ω»pgéB Ÿ@÷dr& É=»tGÅ6ø9$# žwÎ) ÓÉL©9$$Î/ }‘Ïd ß`|¡ômr& žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß óOßg÷YÏB ( (#þqä9qè%ur $¨ZtB#uä ü“Ï%©!$$Î/ tAÌ“Ré& $uZøŠs9Î) tAÌ“Ré&ur öNà6ö‹s9Î) $oYßg»s9Î)ur öNä3ßg»s9Î)ur Ó‰Ïnºur ß`øtwUur ¼çms9 tbqßJÎ=ó¡ãB ÇÍÏÈ
Artinya : “ Dan janganlah kamu berdebat
denganAhli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang
zalim di antara mereka[1154], dan Katakanlah: "Kami Telah beriman kepada
(kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan
kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami Hanya kepada-Nya berserah diri" ([1154]
yang dimaksud dengan orang-orang yang zalim ialah: orang-orang yang
setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan
dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap
menyatakan permusuhan.)
Allah SWT berfirman dalam Q.S Thaahaa : 98
!$yJ¯RÎ) ãNä3ßg»s9Î) ª!$# “Ï%©!$# Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd 4 yìÅ™ur ¨@à2 >äóÓx« $VJù=Ïã ÇÒÑÈ
Artinya : “ Sesungguhnya Tuhan kamu hanyalah
Allah, yang tidak ada lagi Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala
sesuatu”
Allah SWT sebagai satu-satunya tempat disembah,
bukan berarti bahwa Allah berhajat disembah oleh hamba-Nya karena Allah tidak
membutuhkan bakti dari Makhluk-Nya. Penyembahan di sini merupakan bentuk
ketaatan dan kepatuhan hamba dengan Tuhan, antara makhluk dan Khaliknya.
Dengan demikian, baik beribadah yang langsung
ke hadirat Allah SWT, seperti Shalat, Puasa, Zakat, Haji maupun beribadah yang
tidak langsung separi membangun Masjid, sarana Pendidikan, dan sebagainya
hendaklah dilakukan karena Allah
Tauhid atau keyakinan semacam ini terlukis
dalam ucapan seorang muslim ketika ia membaca doa iftitah pada waktu
melaksanakan Shalat.
Artinya : “
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabbul
Alamin.”
2.
Tauhid
Rububiyyah
Tauhid Rububiyyah
ialah suatu keyakinan seorang muslim bahwa alam semesta beserta isinya telah di
ciptakan Allah SWT dan selalu mendapat pengawasan dan pemeliharaan dari-Nya
tanpa bantuan dari siapa pun. Alam semesta dan segala sesuatu yang berada di
dalamnya tidak ada dengan sendirinya, tetapi ada yang menciptakan atau
menjadikannya yaitu Allah SWT.
Secara literal, terminologi atau istilah
’Rububiyyah’ berasal dari kata ’Rabb’ dan berarti pemelihara, pengasuh,
penolong, pengusa, pengatur, pelindung, pendidik, dan pencipta alam semesta
seisinya, lengkap dengan hukum-hukum yang berlaku atau secara teknis disebut
sunnatullah di dalamnya.
Kemudian, secara praktis tauhid Rububiyyah
adalah beriman bahwa Allah sebagai pencipta, penguasa, dan pengatur segala
sesuatu yang ada di alam semesta tidak ada yang menciptakan, mengatur,
mengurus, dan menguasai alam semesta ini selain Allah SWT. Tauhid Rububiyyah
meliputi antara lain:
1)
Beriman kepada Allah sebagai Yang
Berbuat, seperti mencipta, memberi rezeki, mematikan dan menghidupkan.
2)
Beriman bahwa Allah SWT yang
menentukan qada’ dan qadar yang berlaku bagi setiap makhluk.
Dalil yang menunjukkan Allah sebagai Rabb
antara lain yaitu :
Firman
Allah SWT dalam QS.al-A’raf/7 : 54
žcÎ) ãNä3/u‘ ª!$# “Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚö‘F{$#ur ’Îû ÏpGÅ™ 5Q$ƒr& §NèO 3“uqtGó™$# ’n?tã ĸóyêø9$# ÓÅ´øóムŸ@ø‹©9$# u‘$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜtƒ $ZWÏWym }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur tPqàf‘Z9$#ur ¤Nºt¤‚|¡ãB ÿ¾ÍnÍöDr'Î/ 3 Ÿwr& ã&s! ß,ù=sƒø:$# âöDF{$#ur 3 x8u‘$t6s? ª!$# >u‘ tûüÏHs>»yèø9$# ÇÎÍÈ
Artinya : “ Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
lalu dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam.” ([548] bersemayam di atas 'Arsy
ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah
dsan kesucian-Nya.)
Firman Allah SWT dalam QS. al-Fatihah/1 : 2
߉ôJysø9$# ¬! Å_Uu‘ šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ
Artinya : “Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”
Firman Allah
SWT dalam QS al-Baqarah/2 : 29
uqèd “Ï%©!$# šYn=y{ Nä3s9 $¨B ’Îû ÇÚö‘F{$# $YèŠÏJy_ §NèO #“uqtGó™$# ’n<Î) Ïä!$yJ¡¡9$# £`ßg1§q|¡sù yìö7y™ ;Nºuq»yJy™ 4 uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇËÒÈ
Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikan
segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit,
lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Tauhid
Rububiyyah akan rusak ketika seseorang masih mengakui atau meyakini adanya
puhak-pihak lain yang ikut andil bersama Allah SWT dalam menciptakan, mengatur,
memelihara, dan menguasai alam semesta.
3.
Tauhid Asma wa Sifat
Beriman bahwa Allah itu memiliki sifat dan nama
yang hanya dimiliki Allah semata, meskipun secara bahasa ada kesamaan dengan
sifat yang dimiliki manusia atau secara umum makhluk. Sifat-sifat makhluk,
termasuk manusia sangat terbatas, sedangkan sifat Allah tidak terbatas.
Manusia memang memiliki sifat cinta kasih
tetapi amat terbatas. Cinta kasih Allah tidak terbatas, cinta kasih-Nya
dicurahkan kepada kepada seluruh makhluk secara abadi. Itulah yang dimaksud
dengan ar-Rahmaan dan ar-Rahiim.
Dalil bahwa Allah memiliki asma’
disebutkan dalam QS. al-A’raf/7 : 180 yaitu :
¬!ur âä!$oÿôœF{$# 4Óo_ó¡çtø:$# çnqãã÷Š$$sù $pkÍ5 ( (#râ‘sŒur tûïÏ%©!$# šcr߉Åsù=ムþ’Îû ¾ÏmÍ´¯»yJó™r& 4 tb÷rt“ôfã‹y™ $tB (#qçR%x. tbqè=yJ÷ètƒ ÇÊÑÉÈ
Artinya: “ Hanya milik Allah asmaa-ul husna,
maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan (QS. al-A’raf/7 : 180).”
Kemudian sifat atau nama-nama Allah itu,
mengacu pada ayat tersebut populer disebut al-asma’ al-husna (nama-nama
Allah yang indah). Jika kita berdoa supaya menyeru dengan nama-nama tersebut,
umpama memohon kepada-Nya supaya diberi ilmu pengetahuan, maka dalam berdoa
berseru kepada-Nya ‘Yaa ‘Aliim’ (wahai Dzat Yang Maha Pintar); memohon
supaya diberi kemurahan rezeki, maka berseru kepada-Nya ‘YaRazzaaq
(wahai Dzat Pemberi rezeki); memohon supaya dianugerahi keselamatan dan
kesucian iman, maka berseru kepada-Nya ‘Ya Qudduusu Ya Salaam’ (wahai
Dzat Yang Maha Suci dan Maha Pemberi keselamatan, dan memohon kepada-Nya supaya
permohonanya dikabulkan maka berseru lepada-Nya yaa Wahhaab, yaa Mujiib
as-Saailiin.
Allah memiliki sifat yang oleh para teologi, utamanya
dari kaum Asy’ariyyah, menerangkan yaitu:
1.
Ar-Rahman
Yang Maha Pemurah. Dengan sifat ini Allah SWT
memberikan anugerah kepada semua Makhluk-Nya dengan tanpa terkecuali.
2.
Ar-Rahim
Yang Maha Penyayang. Dengan sifat ini Allah SWT
tidak membiarkan makhluk ciptaan-Nya untuk hidup sekehendak hatinya.
3.
Al-Malik
Yang Maha Kuasa. Dengan sifat ini tak ada
satupun makhluk ciptaan-Nya yang terlepas dari kekuasaan-Nya.
4.
Al-Quddus
Yang Maha Suci dari Sifat Kekurangan.
5.
As-Salam
Yang Maha Penyelamat
6.
Al-Mukmin
Yang Maha Membenarkan, Menepati Janji, dan
Memberikan Keamanan
7.
Al-Muhaimin
Yang Maha Memperhatikan
8.
Al-‘Aziz
Yang Maha Mulia
9.
Al-Jabbar
Yang Maha Perkasa
10.
Al-Mutakabbir
Yang Maha Megah
11.
Al-Khooliq
Yang Maha Pencipta
12.
Al-Baari’
Yang Maha Pemelihara
13.
Al-Mushawwir
Yang Maha Pembentuk
14.
Al-Ghaffar
Yang Maha Kuasa
15.
Al-Qohhar
Yang Maha Pemaksa
16.
Al-Wahhab
Yang Maha Pemberi
17.
Al-Razzaaq
Yang Maha Pemberi Rezqi, yakni menganugerahkan
sesuatu yang di butuhkan Makhluk-Nya.
18.
Al-Fattah
Yang Maha Pemberi Rezqi yakni membuka Khazanah
rahmat-Nya untuk seluruh Makhluk-Nya
19.
Al-Aliem
Yang Maha Mengetahui
20.
Al-Qaabidh
Yang Maha Menyempitkan
21.
Al-Baasith
Yang Maha Melapangkan
22.
Al-Khaafidh
Yang Maha Merendahkan
23.
Al-Raafi’
Yang Maha Meninggikan
24.
Al-Mu’iz
Yang Maha Memualiakan
25.
Al-Mudzil
Yang Maha Menghinakan
26.
Al-Samii’
Yang
Maha Mendengar
27.
Al-Bashiir
Yang Maha Melihat
28.
Al-Hakam
Yang Maha Menetapkan Hukum
29.
Al-Adlu
Yang Maha Adil
30.
Al-Latief
Yang Maha Mengetahui segala perkara yang
samar-samar, pelik-pelik, kecil-kecil
31.
Al-Khabier
Yang Maha Mengetahui Hakekat segala sesuatu
32.
Al-Haliem
Yang Maha Penyantun
33.
Al-Azhiem
Yang Maha Agung
34.
Al-Ghafuur
Yang Maha Pengampun
35.
Asy-Syakuur
Yang Maha Pembalas
36.
Al-‘Aliy
Yang Maha Tinggi
37.
Al-Kabier
Yang Maha Besar
38.
Al-Hafiezh
Yang Maha Memelihara dan Menjaga Semua
Makhluk-Nya
39.
Al-Muqiet
Yang Maha Pemberi Kecukupan
40.
Al-Hasieb
Yang Maha Memperhitungkan
41.
Al-Jaliel
Yang Maha Utama
42.
Al-Kariem
Yang Maha Mulia
43.
Al-Raqieb
Yang Maha Mengawasi
44.
Al-Mujieb
Yang Maha Mengabulkan Do’a Hamba-Nya
45.
Al-Wasi’
Yang Maha Luas kekayaan-Nya
46.
Al-Hakim
Yang Maha Bijaksana
47.
Al-Waduud
Yang Maha Pencipta
48.
Al-Maaajied
Yang Maha Mulia dan Maha Besar Kemurahan-Nya
49.
Al-Baa’its
Yang Maha Membangkitkan
50.
Asy-Syahied
Yang Maha Menyaksikan
51.
Al-Haq
Yang Maha Benar dan Selalu Bertindak Benar
52.
Al-Wakiel
Yang Maha Mengatasi
53.
Al-Qawiyyu
Yang Maha Kuat lagi Perkasa
54.
Al-Matien
Yang Maha Kokoh dan Maha Sempurna Kekuatannya
55.
Al-Waliyyu
Yang Maha Melindungi
56.
Al-Hamied
Yang Maha Terpuji
57.
Al-Muhshi
Yang MahaMenghitung
58.
Al-Mubdi’u
Yang Maha Memulai
59.
Al-Mu’id
Yang Maha Mengembalikan
60.
Al-Muhyi
Yang Maha Menghidupkan
61.
Al-Mumiet
Yang Maha Mematikan
62.
Al-Hayyu
Yang Maha Hidup
63.
Al-Qayyum
Yang Maha Berdiri sendiri dan Tetap menguasai
makhluk-makhluk-Nya
64.
Al-Waajid
Yang Maha Mengadakan
65.
Al-Maajid
Yang Mempunyai Kemuliaan dan Maha Tinggi dari
segala kekurangan.
66.
Al-Waahid
Yang Maha Tunggal
67.
Al-Ahad
Yang Maha Esa
68.
Ash-Shomad
Yang MahaDibutuhkan
69.
Al-Qaadir
Yang Maha Kuasa
70.
Al-Muqtadir
Yang Maha Memberi Kekuasaan
71.
Al-Muqaddim
Yang Maha Mendahulukan
72.
Al-Muakhkhir
Yang Maha Mengakhirkan
73.
Al-Awwal
Yang Maha Pertama Adanya
74.
Al-Aakhir
Yang Maha Kemudian
75.
Azh-Zhaahir
Yang Maha Nyata
76.
Al-Baathin
Yang Maha Tersembunyi
77.
Al-Waaliy
Yang Maha Menguasai
78.
Al-Muta’alliy
Yang Maha Tinggi
79.
Al-Barru
Yang Maha Baik
80.
At-Tawwab
Yang Maha Memberi Ampunan
81.
Al-Muntaqim
Yang Maha Pembalas
82.
Al-Afuwu
Yang Maha Pemberi Maaf
83.
Ar-Ra’uf
Yang Maha Belas Kasih
84.
Maalikul-Mulki
Yang Maha Menguasai Kerajaan
85.
Duljalaali wal ikram
Yang Maha Memiliki Kebesaran dan Kemuliaan
86.
Al-Muqsithu
Yang Maha Adil
87.
Al-Jaami’
Yang Maha Mengumpulkan
88.
Al-Ghoniyu
Yang Maha Kaya
89.
Al-Mughni
Yang Maha Memberikan Kekayaan
90.
Al-Maani’
Yang Maha Menghalangi
91.
Adh-Dharru
Yang Maha Mendatangkan Bahaya
92.
An-Naafi’
Yang Maha memberi Manfaat
93.
An-Nuur
Yang Maha Memberi Cahaya
94.
Al-Haadi
Yang Maha Memberi Petunjuk
95.
Al-Badii’
Yang Maha Menciptakan yang Baru
96.
Al-Baaqiy
Yang Maha Kekal
97.
Al-Waarits
Yang Maha Pewaris
98.
Ar-Rasyied
Yang Maha Pandai dan Bijaksana
99.
Ash-Shobuur
Yang Maha Sabar
C.
Hubungan antara Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid
Rububiyyah
Tauhid
Uluhiyyah tidak bisa dipisahkan dengan tauhid Rububiyyah. Orang hanya bertauhid
rububiyyah tentu tidak beragama. Orang-orang jahiliah juga percaya bahwa yang
menciptakan alam semesta adalah Allah, jadi mereka bertauhid rububiyyah.
Di lain pihak
banyak yang tampaknya bertauhid uluhiyyah, menyembah kepada Allah seperti rajin
melakukan shalat sunnat dan shalat wajib, tetapi juga sering meminta
pertolongan kepada roh-roh leluhur, roh-roh yang diyakini sebagai wali Allah,
maupun roh-roh yang berada pada benda-benda: akik, keris, dan lain-lain. Mereka
ini hakikatnya adalah musyrik dan ridak lagi bertauhid uluhiyyah, yaitu telah mewayuh
sesuatu yang disembah Allah disamakan dengan mnakhluk untuk disembah.
Untuk berislam
yang benar haruslah bertauhid secara integral dalam macam-macam tauhid. Inilah
tauhid yang murni, tidak ada campuran dengan kepercayaan-kepercayaan asing dari
Islam.
Berikut ini
akan diikhtisarkan hubungan saling meresap antara tauhid uluhiyyah dan tauhid Rububiyyah:
1.
Taat kepada makhluk hanya dibenarkan sepanjang
diatur oleh Allah umpama taat kepada pemimpin pemerintahan (athi’u-llaah wa
athi’u-Rrasuul wa Uulilamri minkum). Dalam hal ini eksensinya adalah taat
kepada Allah dan Rasulnya. Taat kepada Rsul karena diperintahkan oleh Allah.
2.
Tauhid uluhiyyah didasarkan pada dua hal :
1)
Menjalankan semua ibadah hanya semata-mata
karena Allah Allah,
2)
Ibadah yang dilaksanakan harus sesuai dengan
perintah dan larangan Allah dan tidak boleh mengarang sendiri.
3.
Tauhid Uluhiyyah merupakan tema inti dan pokok
bagi semua Rasul.
4.
Tauhid Uluhiyyah merupakan pra-syarat bagi yang
hendak memeluk agama yang berinti pada tauhid uluhiyyah.
5.
Tauhid uluhiyyah lebih terkait dengan al-Af’al
al-‘ibad (perbuatan hamba) dan tauhid Rububiyyah terkait al-af’al
ar-Rabb (yang berkuasa, yang mencipta, yang memelihara dst,). Dengan
demikian tauhid uluhiyyah menegakkan tauhid rububiyyah.
Hubungan
diantara keduanya dapat disimpulkan: tauhid rububiyyah menuntut keberadaan
tauhid uluhiyyah dan tauhid al-asma’ wa ash-shifat; tauhid uluhiyyah harus
dilandasi oleh tauhid rububiyyah dan tauhid al-asma’ wa ash-shifat. Hubungan
segitiga ketauhidan ini disebut tad}ammuniyyah (saling ada keterkandungan)
BAB I
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah terteta pada bab sebelumnya kami dapat
menarik kesimpulan yaitu :
1.
Tauhid Uluhiyyah ialah percaya atau meyakini sepenuhnya
bahwa Allah SWT yang berhak menerima semua peribadaan makhluk, dan hanya Allah
SWT saja yang sebenarnya harus disembah.
2.
Tauhid
Rubbubiyyah ialah suatu keyakinan seorang muslim bahwa alam semesta beserta
isinya telah di ciptakan Allah SWT dan selalu mendapat pengawasan dan
pemeliharaan dari-Nya tanpa bantuan dari siapa pun.
3.
Tauhid Asma wa Sifat adalah sifat-sifat
indah/Istimewa yang dimiliki oleh Allah SWT Yang tidak dimiliki oleh makhluk
manapun yang ada di alam semesta.
B.
Saran
Teman-teman Mahasiswa dan para pembaca yang ingin lebih mengetahui
lebih dalam tentang macam-macam Tauhid sebaiknya mencari literatur-literatur/refesensi-referensi
yang ada di Internet maupun buku-buku karena pengetahuan yang kami sampaikan
masih sangat sedikit. Dan untuk para pembaca yang ingin membuat makalah dengan
judul serupa sebaiknya lebih baik lagi mengambil ilmu pengetahuan dari berbagai
sumber agar makalah kedepannya lebih baik dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Drs.H.
Muhammad.1998.Tauhid Ilmu Kalam.Bandung:CV Pustaka Setia.
Sanihiyah T.M
& Ust. Al Mahiry.1997.Pesan-Pesan Rasulullah.Bandung:Citra Umbara
M. Danusiri.23 september 2016.http://danusiri.dosen.unimus.ac.id/materi-kuliah/fk/macam2-tauhid/.Pukul18.07.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar