Senin, 19 Maret 2018

Makalah Perkembangan Peserta Didik "KONSEP PERKEMBANGAN MELIPUTI DEFINISI PERKEMBANGAN DAN PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN"

KONSEP PERKEMBANGAN MELIPUTI DEFINISI PERKEMBANGAN DAN PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN

Makalah
Diajukan kepada Dosen Pembina
Dalam rangka penyelesaian makalah
Mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
Program Studi Pendidikan Agama Islam



Oleh
KELOMPOK 4
MUSGIH MAHESUARAH                                      16 0201 0141
VARSELLA APRILLIAN AMRUL                                   16 0201 0145


Dosen Pembina
Dewi Rohmayanti, S.Pd.I., M.Pd.



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

TAHUN AJARAN 2017/2018

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. atas berkah dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah Perkembangan Peserta Didik yang berjudul Konsep Perkembangan Meliputi Definisi Perkembangan Dan Prinsip-Prinsip Perkembangan Serta Implikasinya Dalam Pendidikan.
Terselesaikannya Makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.         Guru kami Dewi Rohmayanti, S.Pd.I., M.Pd., selaku dosen pembina yang telah memberikan kami kesempatan dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini.
2.         Kedua Orang Tua kami yang senantiasa mendukung, menuntun kami dalam hidup ini dengan doa yang tulus.
3.         Teman-teman mahasiswa/mahasiswi yang selalu memberi semangat dan motifasi untuk kami dalam penyelesaian Makalah ini.
Penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, informasi yang masih kurang, sistematika yang masih kurang baik, masih kurangnya pengetahuan kami tentang materi. Sehingga pada kesempatan ini kami juga mengharapkan kritik serta saran dari teman-teman mahasiswa/mahasiswi dan para pembaca untuk penulisan makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Semoga dengan adanya makalah ini teman-teman mahasiswa/mahasiswi  serta pembaca bisa menambah pengetahuan dan semoga kedepannya kita bisa menyelesaikan penulisan karya-karya tulis lain dengan lebih baik lagi.


Palopo, 4 Maret 2018
             

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B.        Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C.        Tujuan Penulisan...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.       Definisi Perkembangan............................................................................ 3
B.        Implikasi Perkembangan Dalam Pendidikan........................................... 4
C.        Prinsip-Prinsip Perkembangan................................................................. 11
D.       Implikasi Prinsip-Prinsip Perkembangan Dalam Pendidikan................... 14

BAB III PENUTUP
A.       Kesimpulan.............................................................................................. 15
B.        Saran........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
Tugas utama seorang guru adalah mengajar dan dalam proses pembelajaran yang dihadapi adalah anak manusia yang bersifat “unik”. Dalam hal ini, kata unik berarti bahwa tidak ada manusia yang sama dan kondisi mereka pun sendiri tidak menetap. Ini diartikan bahwa setiap manusia diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya, baik secara karakter dan budaya yang mereka dapatkan.
Dengan seiring waktu, situasi dan kondisi lingkungan serta faktor internal akan mempengaruhi sikap, emosi dan cara penyesuaian diri dengan orang-orang sekitar mereka dan lingkungannya. Inilah yang membuat setiap anak didik itu berbeda. Begitu juga bila kita akan mengajar dengan anak usia 12 keatas, dimana mereka dalam suatu masa yang disebut masa remaja. Keunikan para remaja terletak dalam individualismenya, bukan pada masa remajanya.
Konsep-konsep dasar tentang perkembangan manusia berlaku juga pada individu yang disebut remaja. Banyak pakar yang merumuskan pengertian perkembangan yaitu suatu proses perubahan dalam diri individu yang bersifat kualitatif. Sama halnya dengan konsep perkembangan, maka pertumbuhanpun dibahas oleh banyak pakar. Ciri – ciri remaja yang sedang berkembang cenderung digambarkan sebagai pemunculan tingkah laku yang negative, seperti suka melawan, gelisah, periode badai dan tekanan, tidak stabil dan berbagai label buruk lainnya. Pada periode remaja situasi psikologis, fisiologis, dan budaya makin penting pengaruhnya terhadap perkembangan individu dibandingkan dengan perkembangan individu sebelumnya (anak-anak) atau pada periode perkembangan sesudahnya (dewasa).
Terjadinya kegelisahan atau stres pada remaja karena sambutan lingkungan yang kurang menyokong. Budaya yang kacau menimbulkan kekacauan perkembangan emosi, sosial dan kognitif sehingga menimbulkan tingkah laku amoral.
Prinsip sebuah perkembangan adalah proses yang berlangsung selama perkembangan berlangsung pada setiap orang dalam periode perkembangan. Untuk itulah kami membuat makalah tentang definisi perkembangan serta prinsip-prinsip perkembangan dan implikasinya dalam pendidikan untuk memberikan informasi kepada pembaca umum mengenai materi tersebut agar kita sebagai calon guru paham dan mengerti penuh tentang materi tersebut.
.
B.        Rumusan Masalah
Kaidah penulisan Makalah tentu memiliki rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penulisan pada Makalah  ini adalah :
1.      Bagaimanakah definisi dari perkembangan?
2.      Bagaimanakah implikasi perkembangan dalam pendidikan?
3.      Apa sajakah prinsip-prinsip perkembangan?
4.      Bagaimanakah implikasi prinsip-prinsip perkembangan dalam pendidikan?

C.       Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, penulis kiranya dapat memberikan kontribusi yang terangkai pada tujuan penulisan berikut :
1.      Mengetahui definisi dari perkembangan.
2.      Mengetahui implikasi perkembangan dalam pendidikan.
3.      Mengetahui prinsip-prinsip perkembangan.
4.      Mengetahui implikasi prinsip-prinsip perkembangan dalam pendidikan.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perkembangan (Development) merupakan suatu proses yang pasti di alami oleh setiap individu, perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa yang berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia.[1]
Sesorang individu mengalami perkembangan sejak masa konsepsi, serta akan berlangsung selama hidupnya. Beberapa ahli sendiri mendefinisikan perkembangan sebagai:
1)      Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati
2)      Pertumbuhan
3)      Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi bagian-bagian jasmaniah, kedalam bagian-bagian fungsional
4)      Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak pernah dipelajari
Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru.[2]
Maka dengan kata lain dapat diartikan bahwa sepanjang hidup kita merupakan suatu rangkaian proses yang terus berlanjut, proses tersebut meliputi perkembangan (development), pertumbuhan (growth) serta kamatangan (maturation) baik fisik maupun psikis. Tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan hidup. Perkembangan meliputi keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam cara yang dinamis sepanjang siklus kehidupan.
B.     Implikasi Perkembangan Dalam Pendidikan
Perkembangan yang diartikan sebagai perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara sistematis,dan berkesinambungan baik fisik atau psikis menumbuhkan perubahan-perubahan ke arah yang lebih maju  kepada anak didik sehingga menambah pengetahuan, pikiran yang  lebih matang. Perubahan-perubahan tersebut diantaranya :
1.      Implikasi Perkembangan Biologis dan Perseptual
Secara fisik, anak pada usia sekolah dasar memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Karakteristik perkembangan fisik ini perlu dipelajari dan dipahami karena akan memiliki implikasi tertentu bagi penyelenggaraan pendidikan.
Proses perkembangan biologis atau perkembangan fisik mencakup perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang, hormon, organ-organ inderawi, dan sejenisnya. Termasuk juga di dalamnya perubahan dalam kemampuan fisik seperti perubahan dalam penglihatan, kekuatan otot, dan lain-lain. Pemikiran tersebut menuntut perlunya suatu penyelenggaraan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan fisik seperti yang telah diungkapkan.[3]
Anak usia sekolah dasar sudah lebih mampu mengontrol tubuhnya daripada anak usia sebelumnya. Kondisi demikian membuat anak SD dapat memberikan perhatian yang lebih lama terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Namun, perlu diingat bahwa kondisi fisik tersebut masih jauh dari matang dan masih terus berkembang. Fisik mereka masih memerlukan banyak gerak untuk peningkatan keterampilan motorik dan memenuhi kesenangan. Oleh karena itu, suatu prinsip praktek pendidikan yang penting bagi anak usia sekolah dasar yaitu mereka harus terlibat dalam kegiatan aktif daripada pasif.
Kondisi perkembangan perseptual pun masih mengalami penajaman dan penghalusan. Aspek-aspek perseptual ini akan berkembang dengan baik jika dirangsang dan difungsikan melalui interaksi dengan lingkungan. Pemenuhan kebutuhan tersebut tentunya tidak bisa dilakukan hanya melalui pelajaran penjaskes yang mungkin hanya dilaksanakan seminggu sekali.
Seiring dengan perkembangan motorik anak terhadap kegiatan pendidikan, anak sekolah dasar kelas awal tepat sekali diajarkan tentang hal-hal berikut: (1) dasar-dasar keterampilan menulis dan menggambar; (2) keterampilan berolahraga; (3) gerakan-gerakan permainan seperti meloncat dan berlari; (4) baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kedisiplinan; serta (5) gerakan-gerakan ibadah shalat.[4]
Suatu keadaan yang berbeda akan menimbulkan reaksi yang berbeda pula pada diri individu. Misalnya di dalam suatu kelas terdapat seorang anak yang berambut pirang karena pembawaan dari orang tuanya. Ada kalanya rambut pirang tersebut menimbulkan perasaan tidak puas atau perasaan rendah diri pada anak itu karena merasa berbeda dengan teman-temannya. Akan tetapi, mungkin juga rambut pirang itu akan menjadi suatu kebanggaan karena anak tersebut merasa unik.[5]
Di sinilah kita melihat bahwa perkembangan fisik peserta didik memegang peranan yang penting terhadap pendidikan. Dengan demikian, jelaslah bahwa perbedaan perkembangan fisik harus dihadapi dengan cara yang tepat oleh para pendidik.
Meskipun tidak sepesat pada masa usia dini, perkembangan biologis maupun perseptual anak terus berlangsung. Pemahaman tentang karakteristik per-kembangan akhirnya membawa beberapa implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar. Implikasi-imlikasi dimaksud khususnya berkenaan dengan penyelenggaraan pembelajaran secara umum, pemeliharaan kesehatan dan nutrisi anak, pendidikan jasmani dan kesehatan, serta penciptaan lingkungan dan pembiasaan berperilaku sehat.
2.      Implikasi Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelektual erat kaitannya dengan potensi otak manusia. potensi otak manusia hanya tampak delapan persen sebagai pikiran sadar, sedangkan sisanya 92 persen disebut alam bawah sadar. Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa potensi otak manusia yang berkaitan dengan perkembangan intelektual hanya memuat delapan persen saja. Untuk itu, perkembangan intelektual pada peserta didik perlu dikembangkan.[6]
Teori Piaget banyak digunakan dalam praktik pendidikan atau proses pembelajaran, meski teori ini bukanlah teori mengajar. Piaget  berpandangan bahwa: (1) pembelajaran tidak harus berpusat pada guru, tetapi berpusat pada peserta didik; (2) materi yang dipelajari harus menantang dan menarik minat belajar peserta didik; (3) pendidik dan peserta didik harus sama-sama terlibat dalam proses pembelajaran; (4) urutan bahan dan metode pembelajaran harus menjadi perhatian utama, karena akan sulit dipahami oleh peserta didik jika urutannya loncat-loncat; (5) guru harus memperhatikan tahapan perkembangan kognitif peserta didik dalam melakukan stimulasi pembelajaran; dan (6) pembelajaran hendaknya dibantu dengan benda-benda konkret pada anak sekolah dasar kelas awal.[7]
Perkembangan intelektual pada anak usia sekolah dasar sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Perkembangan intelektual dan pengalaman belajar anak sangat erat kaitannya. Perkembangan intelektual peserta didik akan memfasilitasi kemampuan belajarnya. Peserta didik sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan, seperti membaca, menulis, dan berhitung. Dalam mengembangkan daya nalar, caranya dengan melatih peserta didik untuk mengungkapkan pendapat, gagasan, atau penilaiannya terhadap berbagai hal. Misalnya yang berkaitan dengan materi pelajaran, tata tertib sekolah, dan sebagainya.
3.      Implikasi Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada dasarnya bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, melainkan juga dapat diwujudkan dengan tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan sendiri.
Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkem-bangan berpikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya, yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan.[8] Anak usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengarkan cerita yang bersifat kritis (tentang petualangan, riwayat pahlawan, dan lain-lain). Pada masa ini tingkat berpikir anak sudah lebih maju. Dia banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat. Misalnya, kata tanya yang semula digunakan hanya “apa”, sekarang sudah diikuti dengan pertanyaan “di mana”, “mengapa”, “bagaimana”, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pelajaran bahasa yang sengaja diberikan di sekolah dasar dapat menambah perbendaharaan kata peserta didik, melatih peserta didik menyusun struktur kalimat, peribahasa, kesusastraan, dan keterampilan mengarang.
Adapun implikasi perkembangan bahasa pada peserta didik.
1)      Apabila kegiatan pembelajaran yang diciptakan bersifat efektif, maka perkembangan bahasa peserta didik dapat berjalan secara optimal. Sebaliknya apabila kegiatan pembelajaran berjalan kurang efektif, maka dapat diprediksi bahwa perkembangan bahasa peserta didik akan mengalami hambatan.
2)      Bahasa adalah alat komunikasi yang paling efektif dalam pergaulan sosial. Jika ingin menghasilkan pembelajaran yang efektif untuk mendapatkan hasil pendidikan yang optimal, maka sangat diperlukan bahasa yang komunikatif dan memungkinkan peserta didik yang terlibat dalam interaksi pembelajaran dapat berperan secara aktif dan produktif.
3)      Meskipun umumnya anak SD memiliki kemampuan potensial yang berbeda-beda, namun pemberian lingkungan yang kondusif bagi perkembangan bahasa sejak dini sangat diperlukan.

4.      Implikasi Perkembangan Kreativitas
Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir dan bersikap tentang sesuatu dengan cara yang baru dan tidak biasa guna menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan.
Menyadari posisi strategis kreativitas dalam kehidupan peserta didik, perlu dikemukakan berbagai upaya yang dapat mendukung pengembangan kreativitas terhadap pendidikan. Namun dalam kenyataannya, kreativitas bukanlah sesuatu yang diajarkan kepada peserta didik, melainkan hanya memungkinkan untuk dapat dimunculkan.
Pengalaman belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik agar mampu mendorong kreativitas peserta didik, khususnya dalam proses pembelajaran. Hal tersebut antara lain guru diharapkan dapat menyajikan materi pembelajaran, menyiapkan berbagai media, menggunakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan posisi peserta didik sebagai subjek daripada objek pembelajaran, serta mengadakan evaluasi yang tepat sehingga mampu mendukung pengembangan kreativitas peserta didik.
5.      Implikasi Perkembangan Sosial
Manusia menurut pembawaannya adalah makhluk sosial. Sejak dilahirkan, bayi sudah termasuk ke dalam masyarakat kecil yang disebut keluarga. Ketika kecil, mulanya anak-anak hanya mempunyai hak saja. Di dalam rumah tangga ia mempunyai hak untuk dipelihara dan dilindungi oleh orang tuanya. Namun, lama-kelamaan keadaan itu berubah. Anak-anak yang pada mulanya hanya mempunyai hak saja, berangsur-angsur mempunyai kewajiban.
Lingkungan sosial merupakan pengaruh luar yang datang dari orang lain. Selain itu, yang termasuk lingkungan sosial ialah pendidikan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pendidikan adalah pengaruh-pengaruh yang disengaja dari anggota berbagai golongan tertentu, seperti pengaruh ayah, nenek, paman, dan guru-guru.
Berkat dengan adanya perkembangan sosial, seorang anak dapat menyesuaikan diri dengan kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitar. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan oleh pendidik dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik maupun pikiran. Tugas-tugas kelompok ini harus memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk menunjukkan prestasinya, tetapi juga diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan melaksanakan tugas kelompok, peserta didik dapat belajar tentang kebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati, dan bertanggung jawab.
Dilihat dari pemahaman terhadap aspek perkembangan sosial pada peserta didik, terdapat beberapa implikasi yaitu: (1) untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyadari dan menghayati pengalaman sosialnya, dapat dilakukan aktivitas-aktivitas bermain peran yang ditindaklanjuti dengan pembahasan di antara mereka; (2) keberadaan teman sebaya bagi anak usia sekolah dasar merupakan hal yang sangat berarti, bukan saja sebagai sumber kesenangan bagi anak melainkan dapat membantu mengembangkan banyak aspek perkembangan anak. Ini mengimplikasikan perlunya aktivitas-aktivitas pendidikan yang memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk berdialog dengan sesamanya.[9]
6.      Implikasi Perkembangan Emosional
Yang menyertai proses belajar itu apakah baik atau tidak adalah emosi. Yang mana ketika emosi negatif seperti perasaan tidak senang dan kecewa, maka proses belajar akan mengalami hambatan, dalam arti peserta didik tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar sehingga kemungkinan besar akan mengalami kegagalan dalam belajarnya.
Begitu pentingnya faktor perkembangan emosional dalam menentukan keberhasilan belajar peserta didik, sehingga para pendidik perlu dengan baik memahami emosi para siswa. Memperhatikan dan memahami emosi siswa dapat membantu pendidik mempercepat proses pembelajaran yang lebih bermakna dan permanen. Memperhatikan dan memahami emosi siswa berarti membangun ikatan emosional dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar. Melalui kondisi belajar yang dimaksud, para siswa akan lebih ikut serta dalam kegiatan sukarela yang berhubungan dengan bahan pelajaran.
7.      Implikasi Perkembangan Moral
Moral bukan hanya memiliki arti bertingkah laku sopan santun, bertindak dengan lemah lembut, dan berbakti kepada orang tua saja, melainkan lebih luas lagi dari itu. Selalu berkata jujur, bertindak konsekuen, bertanggung jawab, cinta bangsa dan sesama manusia, mengabdi kepada rakyat dan negara, berkemauan keras, berperasaan halus, dan sebagainya, termasuk pula ke dalam moral yang perlu dikembangkan dan ditanamkan dalam hati sanubari anak-anak.[10]
Selain lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan juga menjadi wahana yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan moral peserta didik. Untuk itu, sekolah diharapkan dapat berfungsi sebagai kawasan yang sejuk untuk melakukan sosialisasi bagi anak-anak dalam pengembangan moral dan segala aspek kepribadiannya. Pelaksanaan pendidikan moral di kelas hendaknya dihubungkan dengan kehidupan yang ada di luar kelas. Dengan demikian, pembinaan perkembangan moral peserta didik sangat penting karena percuma saja jika mendidik anak-anak hanya untuk menjadi orang yang berilmu pengetahuan, tetapi jiwa dan wataknya tidak dibangun dan dibina.
8.      Implikasi Perkembangan Spiritual
Anak-anak sebenarnya telah memiliki dasar-dasar kemampuan spiritual yang dibawanya sejak lahir. Untuk mengembangkan kemampuan ini, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting.
Pendidikan yang dilakukan terhadap manusia berbeda dengan “pendidikan” yang dilakukan terhadap binatang. Menurutnya, pendidikan pada manusia tidak terletak pada perkem-bangan biologis saja, yaitu yang berhubungan dengan perkembangan jasmani. Akan tetapi, pendidikan pada manusia harus diperhitungkan pula perkembangan rohaninya. Itulah kelebihan manusia yang diberikan oleh Allah Swt., yaitu dianugerahi fitrah (perasaan dan kemampuan) untuk mengenal penciptanya, yang membedakan antara manusia dengan binatang. Fitrah ini berkaitan dengan aspek spiritual.[11]
C.    Prinsip-Prinsip Perkembangan
Prinsip-prinsip perkembangan remaja adalah suatu kondisi yang berlangsung selama proses perkembangan berlangsung. Prinsip-prinsip perkembangan itu adalah sebagai berikut:
1.      Prinsip kematangan 
Taraf kematangan kognitif, sosial, dan emosional, serta moral akan mempengaruhi prestasinya dalam sekolah. Remaja yang matang secara kognitif mampu memahami konsep-konsep abstrak, seperti nilai kebenaran yang murni, menghubungkan peristiwa sekarang dengan peristiwa yang akan datang. Prinsip kematangan yaitu: emosional, intelektual, sosial dan tanggun jawab. Kematangam remaja itu tidak sama. Tidak semua remaja mencapai kematangan kognitif yang sama walaupun umur mereka sama. Dikarenakan perbedaan pengalaman belajar dan perbedaan potensi yang dibawa semenjak lahir.
Jadi, sekolah harus memeberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat kematangan kognitif, sosial, dan emosional siswa pada remaja.
2.      Prinsip Kesatuan Organisasi 
Anak merupakan satuan kesatuan antara fisik dan psikis dan kesatuan komponen dari kedua unsue tersebut. Perkembangan aspek fisik atau psikis berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Setiap aspek tidak berkembang secara sendiri-sendiri tetapi perkembangan satu aspek berpengaruh terhadap aspek yang lain. Jadi, dalam proses belajar sangatlah penting untuk melibatkan sebanyak mungkin aspek fisik maupun psikis anak secara serempak agar hasil belajar yang maksimal dapat tercapai. Makin banyak alat indra anak terlibat dalam proses belajar makin mudah dan pahamlah siswa dengan apa yang dipelajarinya.
3.      Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan  Remaja
Remaja berkembangan dengan tempo dan irama perkembangan sendiri-sendiri. Remaja memiliki tempo dan irama perkembangan yang berbeda dengan remaja yang lain. Ada remaja yang cepat dan ada pula yang lambat perkembangannya, misalnya, didalam satu kelas, ada remaja yang umumnya sama, namun kematangan berpikir mereka berbeda.
Tempo dan irama perkembangan remaja ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor pembawaan (potensi dasar) dan lingkungan. Makin tinggi potensi dasar makin cepat irama dan tempo perkembangannya apabila lingkungannya memberikan rangsangan yang sesuai. Sebaliknya, makin rendah potensi yang dimiliki anak ditambah lagi dengan lingkungan yang kurang memacu perkembangan tersebut, maka tempo dan irama perkembangan akan menjadi lambat. Banyak ahli yang berpendapat bahwa tempo dan irama perkembangan anak dapat di percepat oleh lingkungan dalam batas-batas tertentu. Atau sebaliknya tempo dan irama perkembangan yang telah terpola itu dapat menjadi lambat dan bahkan terlambat sama sekali jika lingkungan kurang sekali memberikan gizi kesehatan dan rangsangan pendidikan yang cukup.              
4.      Prinsip Kesamaan Pola
Prinsip kesamaan pola mempunyai beberapa implikasi dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu sebagai berikut:
a)      Pada umunya pendidikan dapat dilaksanakan secara klasikal terhadap remaja yang berumur kronologis sama.
b)      Dapat dilaksanakan keseragaman pendidikan untuk anak tingkat umur kronologis tertentu.
c)      Dapat disediakan alat-alat permainan tertentu yang dapat digunakan dari generasi ke generasi berikutnya untuk anak yang sebaya.
Jadi, prinsip ini mengemukakan bahwa anak sebagai manusia mengikuti pola umum yang sama dalam perkembangannya.
5.      Prinsip Kontinuitas
Menurut prinsip kontinuitas, perkembangan berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan. Perkembangan pada periode awal mempengaruhi pencapaian perkembangan periode berikutnya. Jika tugas perkembangan pada periode awal dapat dicapai dengan sempurna, maka tugas perkembangan pada periode berikutnya dapat diselesaikan dengan baik.
Para pendidik hendaknya berusaha untuk menghindarkan hal-hal yang mengganggu tercapainya tugas-tugas perkembangan sebelum remaja dan berusaha mencapai kondisi yang dapat memungkinkan tugas-tugas perkembangan pada masa remaja terselesaikan dengan sempurna agar tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa dapat diraih tanpa gangguan yang berarti.
Adapun prinsip-prinsip perkembangan individu, yaitu.
a)      Perkembangan merupakan proses yang tidak perna terganti.
b)      Semua aspek perkembangan saling berhubungan.
c)      Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
d)     Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
e)      Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.
f)       Perkembangan memiiki pola atau arah tertentu.

D.    Implikasi Prinsip-Prinsip Perkembangan Dalam Pendidikan
Prinsip-sprinsip perkembangan peserta didik sangat berpengaruh pada implikasi pendidikan kepada mereka. Berikut ini beberapa implikasi prinsip-prinsip perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan di sekolah.
1.      Pelajaran-pelajaran yang diberikan harus berhubungan satu dengan yang lain yaitu adanya kurikulum yang terintegrasi dengan baik.
2.      Proses pembelajaran harus menghargai keunikan masing-masing peserta didik.
3.      Proses pendidikan dapat diberikan secara klasikal dan penggunaan alat peraga pendidikan bisa digunakan dalam rentang waktu yang relatif lama (tidak selalu ganti)
4.      Pendidik harus memberikan lingkungan pendidikan yang bervariasi sehingga potensi anak dapatteroptimalisasi dengan baik. Contoh: pembagian jurusan di SMU yang disesuaikan dengan minat dan bakat peserta didik.
5.      Pengaruh pendidikan dapat dibatasi oleh kemampuan anak; Contoh : pendidikan SMU tidak dapat diberikan kepada anak yang IQ-nya dibawah 90.
6.      Dalam batas-batas normal, kemauan anak tidak boleh dikekang/dibatasi karena anak adalah manusia yang harus aktif dan bukan pasif.
7.      Para pendidik harus menyadari secara baik bahwa apa yang diberikan kepada para peserta didik itu baik dan sesuai dengan tahapan perkembangannya yang sudah dirancang secara terencana.[12]

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perkembangan merupakan suatu proses yang pasti di alami oleh setiap individu, perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa yang berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia.
Perkembangan yang diartikan sebagai perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara sistematis,dan berkesinambungan baik fisik atau psikis menumbuhkan perubahan-perubahan ke arah yang lebih maju  kepada anak didik sehingga menambah pengetahuan, pikiran yang  lebih matang.
Prinsip-prinsip perkembangan remaja adalah suatu kondisi yang berlangsung selama proses perkembangan berlangsung. Prinsip-prinsip perkembangan yaitu : Prinsip kematangan, Prinsip Kesatuan Organisasi , Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan  Remaja, Prinsip Kesamaan Pola, Prinsip Kontinuitas.
Implikasi prinsip-prinsip perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan di sekolah diantaranya yaitu : Pelajaran-pelajaran yang diberikan harus berhubungan satu dengan yang lain yaitu adanya kurikulum yang terintegrasi dengan baik, Proses pembelajaran harus menghargai keunikan masing-masing peserta didik, Proses pendidikan dapat diberikan secara klasikal dan penggunaan alat peraga pendidikan bisa digunakan dalam rentang waktu yang relatif lama (tidak selalu ganti), dll



B.     Saran
Makalah yang memuat pembahasan tentang konsep perkembangan meliputi definisi perkembangan dan prinsip-prinsip perkembangan serta implikasinya dalam pendidikan, ini sangatlah jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Kedepannya kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan materi ini dengan berbagai sumber referensi yang lebih banyak yang tentunya dapat dimanfaatkan dan dipertanggung jawabkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya, dan pembaca pada umumnya.
















DAFTAR PUSTAKA

Budiamin, dkk. 2009. Perkembangan Pesertan Didik. Bandung : UPI Press.
Mar’at, Samsunuwiyati. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Widiasmadi, Nugroho. 2010. Kecerdasan Otak. Yogyakarta : Indonesia Tera.
Yulia Ayriza. 2013. “Bab III Prinsip-Prinsip Perkembangan”. Dikutip dari http://staffnew.uny.ac.id/upload/131656353/pendidikan/B.3+Bab+III-Prinsip-Prinsip+Perkembangan.pdf. Pada Tanggal 3 Maret 2018 pukul 09.00.
Yusuf, H. Syamsu dan Nani M. Sgandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada.
Yusuf, H. Syamsu. 2005. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya.






[1]Syamsu Yusuf  dan Nani M. Sgandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2011), hlm. 1.
[2]Samsunuwiyati Mar’at, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 4.
[3]Budiamin, dkk, Perkembangan Pesertan Didik, (Bandung : UPI Press, 2009), hlm. 5.
[4]H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005),  hlm. 105.
[5]Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 66.
[6]Nugroho Widiasmadi, Kecerdasan Otak, (Yogyakarta : Indonesia Tera, 2010), hlm. 55.
[7]Budiamin, dkk, op. cit. hlm. 108.
[8]H. Syamsu Yusuf, op. cit. hlm. 118
[9]Budiamin, dkk, op. cit. hlm. 128.
[10]Ngalim Purwanto, op. cit. hlm. 31.
[11]Ngalim Purwanto, op. cit. hlm. 9.
[12]Yulia Ayriza, “Bab III Prinsip-Prinsip Perkembangan”, Dikutip dari http://staffnew.uny.ac.id/upload/131656353/pendidikan/B.3+Bab+III-Prinsip-Prinsip+Perkembangan.pdf, Pada Tanggal 3 Maret 2018 pukul 09.00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Tauhid "MACAM-MACAM TAUHID MELIPUTI ULUHIYYAH, RUBUBIYAH DAN ASMA WA SIFAT"

TUGAS TAUHID MACAM-MACAM TAUHID MELIPUTI ULUHIYYAH, RUBUBIYAH DAN ASMA WA SIFAT Di susun oleh : KELOMPOK                        :...