Minggu, 18 Maret 2018

Makalah Aqidah Akhlak “HAL-HAL YANG TERKAIT DENGAN IMAN”

 HAL-HAL YANG TERKAIT DENGAN IMAN

Disusun oleh :
Kelompok : 2 (Dua)
Nama                   :
1.      A. Iwan                                     (16 0201 0123)
2.      Ahmad Ardiwang                              (16 0201 0152)
3.      Fahri Haikal                             (16 0201 0106)
4.      Nur Hayati                                (16 0201 0132)
5.      Usna                                           (16 0201 0137)
6.      Varsella Aprillian Amrul                   (16 0201 0145)
Kelas          : PAI-D
Semester     : II (Dua)
Dosen         : Makmur,  S.Pd.I., M.Pd.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

2016/2017

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah Aqidah Akhlak yang berjudul Hal-Hal Yang Terkait Dengan Iman.
Terselesaikannya Makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Guru Aqidah Akhlak kami Ustad Makmur, S.Pd.I, M.Pd.I Karena atas kesempatan yang telah diberikan kepada kami dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini.
2.      Kedua Orang Tua kami, yang senantiasa mendukung, menuntun kami dalam hidup ini dengan doa yang tulus.
3.      Teman-teman mahasiswa/mahasiswi yang selalu memberi semangat dan motifasi untuk kami dalam penyelesaian Makalah ini.
Penulisan Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, informasi yang kurang banyak, sistematika yang masih kurang baik, masih kurangnya pengetahuan kami tentang Materi. Sehingga pada kesempatan ini kami juga mengharapkan kritik serta saran dari teman-teman mahasiswa/mahasiswi dan para pembaca untuk penulisan Makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

Semoga dengan adanya Makalah ini teman-teman mahasiswa/mahasiswi  serta pembaca bisa menambah pengetahuan dan semoga kedepannya kita bisa menyelesaikan penulisan karya-karya tulis lain dengan lebih baik lagi.

                       

Palopo, 23 Maret 2017


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Kita sebagai manusia menginginkan kehidupan yang tenang, tentram dan bahagia. Dalam mencapai keinginan tersebut kita pasti memerlukan tuntunan dalam menjalankan kehidupan yang tentram lagi bahagia yaitu adalah agama yang lurus yang mengajarkan kebaikan serta menghargai, menghormati, dan menyayangi kepada sesamanya.
Dengan agama yang lurus kita akan lebih terarah dan  menjadi lebih baik karena kita senantiasa dituntut untuk menjadi sebuah kepribadian yang lebih baik. Dalam mempelajari agama yang lurus agar kita dapat memahaminya dengan baik serta dapat melakukannya dengan perbuatan di keseharian maka kita membutuhkan suatu keyakinan karena kita meyakini sesuatu hal yang ghaib. Dalam hal tersebut mendorong kita untuk selalu berbuat baik kepada setiap orang.
Dalam sebuah agama Islam kita patut untuk mengenal konsep Iman. Kedudukan Iman dalam menjalani kehidupan ini sangatlah penting. Karena kadang  kala kita sebagai seorang muslim sudah diberikan tuntutan masih saja melakukan hal-hal yang kurang baik. Ini karena tingkat keimanan kita masih kurang stabil walaupun sebenarnya kita sudah mengetahui dengan baik bahwasanya iman sangat berpengaruh dalam keseharian kita sebagai ummat manusia.
Oleh karena itu, seorang ummat manusia tidak hanya perlu mengetahui apa definisi dari Iman. Tetapi, mereka juga perlu mengenal lebih jauh dan dalam hal-hal yang terkait dengan Iman.
Untuk itulah  kami membuat makalah yang berisi materi pokok serta hal-hal yang terkait dengan iman ini untuk menambah wawasan serta pengetahuan pembaca khususnya teman-teman mahasiswa/mahasiswi kami.

B.       Rumusan Masalah
Di setiap penulisan Makalah tentu memiliki rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penulisan pada Makalah  ini adalah :
1.        Apa definisi dari Iman ?
2.        Bagaimana relevansi Iman dalam Kehidupan ?
3.        Apa saja hal-hal yang dapat merusak Iman ?
4.        Apa saja hal-hal yang dapat membatalkan Iman ?

C.    Tujuan Penulisan
Disetiap penulisan Sebuah Makalah tentu memiliki tujuan penulisan, dan pada Makalah tujuan penulisan yaitu :
1.         Sebagai Syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Aqidah Akhlak.
2.         Memberikan Informasi kepada teman-teman dan para pembaca tentang hal-hal yang terkait dengan Iman.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Iman
Secara bahasa kata Iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.[1]
Pengertian iman secara bahasa menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin adalah pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Kata beliau makna ini cocok dengan makna iman dalam istilah syari’at.[2]
Iman yang secara bahasa berarti kepercayaan. Dan secara istilah, iman adalah suatu keadaan yang didasarkan pada keyakinan dan mencakup segi-segi perkataan dan perbuatan. Yaitu perkataan hati dan lisan,serta perbuatan hati dan anggota badan.Perkataan hati adalah ilmu yang diyakini.Perbuatan hati,seperti niat ikhlas,kecintaan kepada Allah Subhana wa Ta’ala takut kepada-Nya,tawakkal dan lainnya. Perkataan lisan seperti dua kalimat syahadat, tasbih dan istighfar, perbuatan anggota badan seperti sholat, haji dan lainnya.[3]
Iman secara syar’i adalah membenarkan dan mengakui secara sempurna akan wujud kebenaran Allah Subhana wa Ta’ala dan Rububiyahnya,Uluhiyahnya, dan mengakui/mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah Subahna wa Ta’ala[4]
Apabila kata-kata “Iman” disebutkan secara mutlak, yaitu sendirian, tanpa digabungkan dengan kata-kata lainnya, seperti kata amal sesudahnya, maka yang dimaksud adalah arti “iman” yang sempurna, yang mencakup perkataan dan perbuatan (hati,anggota badan dan lisan) seperti yang telah dijelaskan.
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُم
Dan Allah tidak akan menyiakan-nyiakan iman kalian” (QS.Al-Baqoroh : 143)[5]
Dalam shohih Bukhori no 4020,Muslim no 23,Sunan Abu Dawud no 3692,Tirmidzi no 1525 dan Nasa’i no 4945 ada sebuah hadits yang diriwayatkam oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah Shollahu ‘alaihi wa Salam bahwa beliau bersabda kepada utusan Bani ‘Abdul Qois :
آمُرُكُمْ بِأَرْبَعٍ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ الْإِيمَانِ بِاللَّهِ هَلْ تَدْرُونَ مَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ وَأَنْ تُعْطُوا مِنْ الْمَغَانِمِ الْخُمُسَ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ مَا انْتُبِذَ فِي الدُّبَّاءِ وَالنَّقِيرِ وَالْحَنْتَمِ وَالْمُزَفَّت
Aku memerintahkan kalian untuk beriman kepada Allah Yang Maha Esa.Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah Yang Maha Esa?Yaitu syahdat La Ilaha Illallah,tiada Ilah yang berhak diibadahi selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah,mendirikan shoalt,membayar zakat,puasa ramadhan dan membayar seperlima ghanimah (harta rampasan perang”).[6]
Dalam hadits diatas dengan tegas dijelaskan bahwa perkataan lisan dan perbuatan anggota badan adalah iman atau bagian dari iman.Sudah tentu perkataan dan perbuatan badan tersebut harus disertai iman yang ada dalam hati,karena apabila tidak,maka keadaan seperti ini tidaklah dapat disebut sebagai iman.
Ketika Rasulullah Saw. ditanya oleh malaikat jibril ‘alaihi salam tentang arti Islam dan Iman, maka Beliau menjawab bahwa arti Islam adalah rukun Islam yang lima (yaitu amal serta perkataan anggota tubuh dan lisan) dan arti iman adalah rukun iman yang enam (yaitu amal dan perkataan hati), yaitu:
1.      Iman kepada Allah
2.      Iman kepada para malaikat
3.      Iman kepada kitab-kitab
4.      Iman kepada para Rasul
5.      Iman kepada hari akhir
6.      Iman kepada Al-Qadha dan Al-Qodar, baik dan buruknya dari Allah
Rasulullah Shollahu ‘alaihi wa Salam bersabda:
الْإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
“Iman itu adalah engkau beriman kepada Allah,malaikat-Nya,kitab-kitab-Nya,para Rasul-Nya.[7]

B.       Relevansi Iman Dalam Kehidupan
Islam itu bagaikan bangunan yang kekal, kukuh, kuat dan sempurna. Di dalamnya terdapat segala macam sebab kehidupan yang ideal, dan segala sarana kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan di dunia dan berhujung dengan kebahagiaan di akhirat yang lebih sempurna dan lebih tinggi, yang mana kebahagiaan tersebut bukan balasan sepadan seperti harga dan barang, kerana yang terbatas dan dangkal tidaklah menjadi harga bagi sesuatu yang langgeng dan yang tak terbatas. Akan tetapi ia adalah kurnia/anugerah dari Allah dan rahmat-Nya bagi siapa saja yang benar imannya kepada Allah, malaikat-Nya, para rasul-Nya, Hari Kiamat, Hari Akhir, dan takdir-Nya, yang baik maupun yang buruk.[8]
Mengerjakan setiap rukun dari rukun-rukun ini memberikan buah dan hasil yang banyak. Pertama bagi peribadi si pelaku dan kedua bagi jamaah (masyarakat), dengan syarat mengaitkan setiap rukun dengan yang lain. Karena mendustakan salah satunya bererti mendustakan seluruhnya.
Berdasarkan uraian ini maka beriman kepada semua rukun adalah merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, sebahagiannya terkait dengan sebagian yang lain. Pengaruh masing-masing rukun iman adalah bererti pengaruh rukun iman yang lain. Karena itu, dalam realisasinya, satu rukun dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Begitu pula pengaruhnya kepada pribadi dan jamaah, tidak dapat dipisahkan. Sebab individu adalah batu pertama bagi terbentuknya bangunan masyarakat. Ajaran-ajaran samawi ditujukan untuk per-orangan, kerana kebaikan mereka adalah kebaikan jamaah. Adapun relevansi iman dalam kehidupan, di antaranya adalah:[9]
1.   Sesungguhnya iman kepada Allah itu adalah kehidupan hati, memasak (sebagai asas) kekuatan kepadanya untuk menaiki tangga kesempurnaan. Ia adalah pendorong bagi jiwa agar menghiasi diri dengan budi pekerti yang baik, jauh dari kehidupan dan hal-hal yang tidak berguna. Sebagaimana Allah berfirman.
“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Karni berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah rnasyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 122)
2.   Iman itu adalah sumber ketenangan dan kedamaian bagi setiap orang, kerana ia sejalan dengan fitrah dan seiring dengan tabiatnya. Ia adalah sumber kebahagiaan bagi masyarakat, kerana ia mengukuhkan ikatan-ikatan masyarakat, merapatkan tali kekeluargaan dan membersihkan perasaan-perasaan, dan dengan itu semua masyarakat meningkat menggapai kemuliaan (fadhilah). Dan fadhilah itu adalah nikmat kerelaan (redha) dalam segala hal, dalam kondisi lapang atau sempit, mudah atau sulit serta manis atau pahit, kerana beriman kepada qadha’ Allah dan hikmah-Nya. Sebagaimana firman Allah,
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Maka orang mukmin yang menjiwai dan merasakan seperti ini akan tenang hatinya, selesa badan dan jiwanya. Kehidupannya penuh dengan kebahagiaan, dinaungi oleh perasaan redha dan damai, serta merasa tenang atas rahmat Allah dan keadilan-Nya, kerana Dia adalah tumpuan harapannya, benteng perlindungannya, permata hatinnya dan kenyamanan imannya.[10]

3.   Sucinya hati dan kejernihan jiwa. Membawa maksud, iman itu menyucikan jiwa dari persangkaan-persangkaan, khurafat dan takhayul. Dengan begitu ia akan jernih dan bersih sesuai fitrahnya, keadaannya akan meningkat dengan karamah yang ada padanya. Maka setiap rasa tunduk dan khusyu’ di dalamnya untuk menyatukan arah kepada Penciptanya, Yang memiliki kurnia atas dirinya dan atas seluruh makhluk, serta menjamin kepentingan mereka semua. Bilamana ia merasakan pada dirinya keutuhan penciptaan dan tenjaminnya rezeki maka sirnalah (lenyaplah) ikatan-ikatan takhayul, takut dan harapannya dari makhluk lain, baik para pembesar manusia mahupun bayangan menakutkan yang diciptakan oleh daya khayal yang disangka ada pada benda-benda langit (planet dan binatang), pepohonan, bebatuan dan sejenisnya, atau kuburan dari ahli kubur yang dikeramatkan. Maka dengan iman itu ia akan bergantung kepada Allah, Tuhan Yang Maha haq, dan akan berpaling dari yang selain-Nya. Maka bersatulah manusia dalam ketergantungan (ta’alluq) dan tujuan (hadaf), serta hilanglah dorongan-dorongan untuk bersaing dan berselisih.[11]
4.   Menampakkan kemuliaan (izzah) dan kekebalan (mana’ah). Orang yang beriman percaya bahwa dunia adalah mazra’atul akhirah (ladang untuk akhirat), seperti dalam firman Allah,
“Dan dirikanlah solat dan tunaikanlah zakat. Dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 110)
Dan ia mengimani bahwa apa yang ditakdirkan luput darinya, tidak akan mengenainya, dan apa yang ditakdirkan menimpanya pasti mengenainya. Dengan itu, terhapuslah dari dalam hatinya terhadap perihal kekhuwatiran dari segala macam rasa takut. Maka dia tidak akan rela kehinaan dan kerendahan untuk dirinya, ia tidak akan tinggal diam atas kekalahan dan penindasan.
Dari sini kita mengetahui dengan jelas bagaimana tugas-tugas berat dan agung mampu ditempuh melalui tangan Rasulullah dan juga tangan-tangan para sahabatnya. Sesungguhnya kekuatan bumi semuanya tidak mampu menghadang di depan orang yang hatinya dipenuhi oleh pancaran iman, amalnya didasarkan pada pengawasan Allah dan menjadikan kehidupan akhirat sebagai tujuan akhirnya. Kita juga memahami bagaimana para rasul dan para nabi di mana mereka sendirian menghadapi kaum dan umatnya yang bersatu, mereka tidak mempedulikan jumlah manusia dan kekuatannya. Dalam Sejarah Nabi Ibrahim dan Hud terdapat sikap yang dapat menjelaskan dan menampakkan kekuatan iman yang sebenarnya.[12]
5.   Berhias dengan akhlak mulia. Sesungguhnya iman seseorang kepada suatu kehidupan sesudah kehidupan duniawi ini dan di sana akan dibalas segala perbuatan akan membuat dia merasa bahawa hidupnya mempunyai tujuan dan makna yang tinggi; suatu perkara yang dapat mendorongnya untuk berbuat baik, berbudi luhur dan berhias dengan keutamaan, menjauhi kejahatan dan melepas pakaian kehinaan. Dengan begini akan terwujudlah peribadi yang utama dan masyarakat yang mulia serta negara yang makmur.
6.   Bersemangat, giat serta rajin bekerja. Sesungguhnya orang yang beriman kepada qadha’ Allah dan qadar-Nya, mengetahui kaitan antara sebab dan akibat, mengerti nilai amal, kedudukan dan keutamaannya, ia akan mengetahui bahawa di antara taufik Allah bagi manusia adalah petunjuk-Nya untuk mengupayakan sebab-sebab yang dapat menghantarkan kepada tujuan. Dan dia tidak akan berputus-asa apabila ada sesuatu yang tidak dia capai, sebagaimana dia tidak akan lupa diri dan sombong apabila berhasil meraih keuntungan dunia, sebagai wujud dan iman kepada firman Allah s.w.t.
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan din.” (Al-Hadid: 22-23)[13]
C.      Hal-Hal Yang Dapat Merusak Iman
Hal-hal yang merusak iman seseorang antara lain sifat dan perbuatan riya, takabur, nifaq, fasik, dan perbuatan dosa.
Sifat perbuatan riya adalah apabila pelakunya memperlihatkan perbuatan itu kepada orang lain dengan harapan mendapat pujian, sanjungan dan penghargaan orang lain, bukan mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Sifat dan perbuatan takabur ialah apabila pelakunya membesar-besarkan diri dan mengangap orang lain lebih rendah.
Sifat dan perbuatan nifaq ialah apabila pelakunya berpura-pura dan berbeda antara ucapan dan perbuatannya, berdusta, dan khianat.
Sifat dan perbuatan fasiq ialah apabila pelakunya mengetahui perintah dan larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala namun dia tidak melaksanakan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak mau meniggalkan larangan-Nya
Sifat dan perbuatan dosa ialah apabila pelakunya melakukan perbuatan pelanggaran terhadap ketentuan Allah dan rasul-Nya.
Sifat dan perbuatan riya, takabur, nifaq, fasiq dan perbuatan dosa, sangat berbahaya dan merugikan diri sendiri dan orang lain. Karena semua sifat itu merusak iman. Kita harus berusaha menjauhkan diri dari sifat dan perbuatan yang dapat merusak iman.[14]
D.      Hal-Hal Yang Dapat Membatalkan Iman
Pembatalan iman atau "nawaqidhul iman" adalah sesuatu yang dapat menghapuskan iman sesudah iman masuk didalamnya yakni antara lain :
1.      Orang Islam yang Mencampuri Ibadahnya dengan Keyakinan dan Perbuatan Syirik
Syirik adalah segala keyakinan dan amalan yang semestinya hanya untuk Allah tetapi dilakukan untuk selain Allah. Contoh-contoh nyata keyakinan dan perbuatan syirik antara lain:
1)      Berdoa, mengharap, minta pertolongan, berpasrah diri kepada selain Allah. Berdoa kepada jin, memanggil atau meminta wangsit atau minta pertolongan kepada orang yang sudah mati agar hajatnya diberi kelancaran dan keberhasilan.
2)      Rasa takut kepada selain Allah, seperti takutnya kepada tempat keramat, takut kualat / mendapatkan malapetaka jika tidak mengikuti aturan-aturan yang dibuat jin, juru kunci kuburan atau juru kunci tempat-tempat keramat..
3)      Menyembelih hewan untuk selain Allah, yaitu menyembelih hewan-hewan tertentu dengan syarat-syarat tertentu dengan niat untuk persembahan, sesajen, hadiah, mahar, tebusan sebagai syarat untuk mendapatkan keselamatan, terhindar dari mara bahaya atau agar keinginannya dapat terkabul.
4)      Nazar untuk selain Allah Misal; “Kalau cita-cita saya berhasil, saya akan memberi hadiah pada kuburan keramat di desa”.Semua amalan dan keyakinan tersebut masuk dalam kategori syirik besar dan pelakunya menjadi musyrik, kafir, keluar dari Islam.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni apabila mereka menyekutukanNya, dan Allah mengampuni dosa selain syirik bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Barang siapa yang berbuat syirik maka sungguh ia telah melakukan perbuatan dosa besar. [Q.S. An-Nisa : 48] 
2.      Menjadikan Manusia / Makhluk sebagai Perantara Untuk lebih Mendekatkan diri kepada Allah
Meyakini bahwa seorang tokoh dapat memberikan safaat di hari kiamat, sehingga kuburannya selalu diziarahi dan dikeramatkan, hari lahir dan kematiannya selalu diperingati, benda-benda peninggalannya dan apa-apa yang berkaitan dengannya diyakini membawa barokah. Anggapan bahwa hanya tokoh-tokoh tertentu atau orang-orang khusus yang bisa mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan manusia pada umumnya tidak mampu. Sehingga timbul keyakinan bahwa umumnya manusia harus mendekatkan diri pada orang-orang khusus tersebut supaya bisa dekat dengan Allah.
3.      Praktek Sihir dan Perdukunan (syirik)
Syirik adalah memalingkan bentuk peribadatan kepada selain Allah atau menyamakan Allah dengan mahluk dalam hal-hal semestinya bagi Allah, karena merupakan hak-Nya.Seperti Praktek sihir dan Perdukunan. 
Bentuk-bentuk praktek sihir dan perdukunan antara lain:
1)   Praktek sihir dan perdukunan yang membuat orang celaka, apes, sakit, bangkrut, menderita bahkan dapat membunuh orang. Contoh nyata adalah santet, tenung, jengges dan lain-lain.
2)   Guna-guna menggunakan barang dan atau mantra-mantra yang bertujuan menjadikan sesorang senang atau sebaliknya benci, seperti; pelet, jaran goyang, semar mendem dan lain sebagainya.
3)   Hipnotis yaitu praktek sihir yang membuat orang tertidur atau terbawa ke alam bawah sadar.
4)   Magic yaitu aksi-aksi atau atraksi-atraksi fantastis dengan mengandalkan kekuatan magic yang semua itu merupakan praktik minta tolong pada jin
5)   Segala jenis ramalan ghaib untuk mengetahui nasib seseorang atau kejadian-kejadian akan datang dan menebak barang yang hilang dengan menggunakan berbagai media dan perantara.
Orang-orang yang telah mempraktikkan sihir dan perdukunan tersebut, mengajarkan atau memerintahkan / meminta orang lain untuk praktek sihir dan perdukunan itu hukumnya dia telah musyrik dan menjadi kafir.
...وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ....
Dan setiap Harut Marut mengajarkan sihir kepada seseorang ia selalu berkata,”Sesungguhnya kami adalah fitnah (bagimu) maka janganlah kamu kufur (terhadap Tuhanmu)”. Surat Al-Baqarah ayat 102
4.   Condong pada Kaum Musyrik, Kafir dan Jahiliyah
Salah satu bentuk kekafiran umat adalah:
1)      Apabila ia merasa condong, mempunyai rasa cinta kepada kaum musyrik, kaum kafir atau orang jahiliyah.
2)      Mendukung, menolong dan loyal pada orang kafir untuk melemahkan dan mengalahkan Islam dan kaum Muslimin.
3)       Mengidolakan orang-orang tidak beriman / non-Muslim dengan cara meniru gaya, ucapan, mode dan perbuatan mereka yang bertolak belakang dengan hukum Islam.
4)      Mengagumi agama non-Islam dan menganggap agama mereka lebih baik, lebih damai, lebih tenteram, lebih manusiawi dan tidak banyak aturan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِين
Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai kekasih, mereka adalah kekasih satu sama lain, dan barang siapa diantara kalian yang mengasihi mereka maka ia termasuk golongan mereka dan Allah tidak mengasihi orang-orang yang berbuat aniaya. [Q.S. Al-Maidah : 51]
5.   Tidak Menghukumi Kafir pada Orang Musyrik
Kekafiran dalam kategori ini antara lain:
1)   Menganggap orang-orang yang mengerjakan praktik-praktik syirik seperti: ibadah di kuburan, menyembelih hewan untuk jin dll, masih Islam dengan alasan masih mengucapkan syahadat. Fakta dalil bahwa orang-orang yang berkeyakinan dan berbuat syirik maka hancur lebur amalannya dan diancam neraka oleh Allah SWT sekalipun ia mengaku Islam dan masih mengucapkan dua kalimat syahadat
2)   Faham plularisme yang menganggap semua agama sama-sama benar.
2.   Berpaling dari Agama Allah
Bentuk nyata berpaling dari Agama Allah adalah tidak mau mempelajari / mengkaji / memahami Al-Quran dan Sunnah Nabi (Al-Hadist) dan juga tidak mengamalkannya, terutama akidah yang wajib diketahui seperti Rukun Islam, Rukun Iman dan lain sebagainya. Orang-orang yang berpaling dari Agama Allah beranggapan bahwa:
1)   Semua agama sama benarnya karena semua agama tujuannya adalah ibadah kepada Allah
2)   Termasuk berpaling dari agama Allah adalah orang-orang munafik yaitu orang yang belajar dan menguasai ajaran Islam namun ilmunya hanya di bibir saja, tidak diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. 
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sungguh-sungguh Aku (Allah) jadikan isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. [Q.S. Al-Arof : 179]
3.      Benci Terhadap Peraturan Allah dan Peraturan Rasulullah SAW
Seseorang yang benci dengan salah satu saja peraturan-peraturan yang dibawa oleh Rasulullah SAW cukup membuat rusak Islamnya dan jatuh pada kekafiran.
4.      Menganggap Petunjuk dan Hukum Nabi Muhammad SAW lebih rendah daripada petunjuk dan hukum buatan manusia.
Petunjuk dan hukum Nabi meliputi; agama, perbuatan, ajaran dan akhlak. Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang paling sempurna petunjuknya dan paling bagus budi pekertinya.
Contoh nyata kekafiran model ini adalah:
1)    Faham yang mengedepankan kebebasan berfikir, berpendapat dan bersikap dengan meninggalkan nash-nash dari Quran maupun Hadist. Penganut faham ini menjadikan akal / logika sebagai tolok ukur dalam kebaikan dan kejelekan.
2)   Faham yang menganggap hukum selain syarIat Islam lebih cocok, lebih relevan bagi kehidupan moderen, lebih adil, lebih konkrit, lebih sesuai dengan hak asasi manusia. Padahal seseorang yang beranggapan hukum Islam sama dengan hukum buatan manusia sudah cukup membuat ia menjadi kafir atau murtad dari Islam, apalagi menganggap hukum buatan manusia biasa lebih baik daripada hukum Islam, jelas lebih sangat kufurnya.[15]
BAB III
                                                        PENUTUP         

E.       Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah tertera pada bab sebelumnya kami dapat menarik kesimpulan yaitu :
1.   Iman secara bahasa berarti kepercayaan. Sedangkan secara istilah iman adalah suatu keadaan yang didasarkan pada keyakinan-keyakinan dan mencakup segi-segi perkataan dan perbuatan.
2.   Relevansi iman dalam kehidupan yaitu : iman merupakan kehidupan hati, sember ketenangan dan kedamaian, sucinya hati dan kejernihan jiwa, menampakkan kemuliaan dan kekebalan, sumber semangat, dll.
3.   Ada beberapa hal yang dapat merusak iman yaitu : riya, takabur, nifaq, fasiq, dll.
4.   Ada beberapa halyang dapat membatalkan iman yaitu : syirik, khurafat, bid’ah, dll.
F.       Saran
Teman-teman Mahasiswa dan para pembaca yang ingin lebih mengetahui lebih dalam dan ingin membuat makalah dengan judul serupa tentang materi sebaiknya  mencari literatur-literatur yang ada di Internet maupun buku-buku karena pengetahuan yang kami sampaikan masih sangat sedikit.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Pengertian Iman. Diakses dari https://islamagamaku.wordpress.com/2009/07/25/pengertian-iman/.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:00.
Anonim. 2012. Hal-Hal Yang Merusak Iman. Diakses dari http://majelismadani.id/hal-hal-yang-merusak-iman/. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:20
Anonim. 2010. Aqidah Islam Pengertian Iman Menurut Bahasa dan Istilah. Diakses dari http://hasmidepok.org/aqidah-islam/pengertian-iman-menurut-bahasa-dan-istilah.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:10.
Ari Wahyudi. 2012.  Definisi Iman. Diakses dari  https://muslim.or.id/8631-definisi-iman.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:04.
oima Rizki. 2012. Hubungan  Iman,akhlak  dan  Amal  Ibadah. Diakses dari http://matakuliahagama.blogspot.co.id/2012/09/hubungan-iman-akhlak-dan-amal-ibadah.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:08.
Setiadarmawan. 2013. Perbuatan Yang Dapat Merusak dan Membatalkan Iman. Diakses dari http://setiadarmawan.blogspot.co.id/2013/07/perbuatan-yang-dapat-merusak-iman-dan-membatalkan-iman.html. Pada   tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:13.



[1] Anonim. Pengertian Iman. Diakses dari https://islamagamaku.wordpress.com/2009/07/25/pengertian-iman/.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:00.
[2] Ari Wahyudi. Definisi Iman. Diakses dari  https://muslim.or.id/8631-definisi-iman.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:04.
[3] Anonim. Aqidah Islam Pengertian Iman Menurut Bahasa dan Istilah. Diakses dari http://hasmidepok.org/aqidah-islam/pengertian-iman-menurut-bahasa-dan-istilah.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:10.
[4] Anonim. Aqidah Islam Pengertian Iman Menurut Bahasa dan Istilah. Diakses dari http://hasmidepok.org/aqidah-islam/pengertian-iman-menurut-bahasa-dan-istilah.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:10.
[5] Anonim. Aqidah Islam Pengertian Iman Menurut Bahasa dan Istilah. Diakses dari http://hasmidepok.org/aqidah-islam/pengertian-iman-menurut-bahasa-dan-istilah.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:10.
[6] Anonim. Aqidah Islam Pengertian Iman Menurut Bahasa dan Istilah. Diakses dari http://hasmidepok.org/aqidah-islam/pengertian-iman-menurut-bahasa-dan-istilah.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:10.
[7] Anonim. Aqidah Islam Pengertian Iman Menurut Bahasa dan Istilah. Diakses dari http://hasmidepok.org/aqidah-islam/pengertian-iman-menurut-bahasa-dan-istilah.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:10.
[8] oima Rizki. Hubungan  Iman ,akhlak  dan  Amal  Ibadah. Diakses dari http://matakuliahagama.blogspot.co.id/2012/09/hubungan-iman-akhlak-dan-amal-ibadah.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:08.
[9] oima Rizki. Hubungan  Iman, akhlak  dan  Amal  Ibadah. Diakses dari http://matakuliahagama.blogspot.co.id/2012/09/hubungan-iman-akhlak-dan-amal-ibadah.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:08.
[10] oima Rizki. Hubungan  Iman ,akhlak  dan  Amal  Ibadah. Diakses dari http://matakuliahagama.blogspot.co.id/2012/09/hubungan-iman-akhlak-dan-amal-ibadah.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:08.
[11] oima Rizki. Hubungan  Iman ,akhlak  dan  Amal  Ibadah. Diakses dari http://matakuliahagama.blogspot.co.id/2012/09/hubungan-iman-akhlak-dan-amal-ibadah.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:08.
[12] oima Rizki. Hubungan  Iman ,akhlak  dan  Amal  Ibadah. Diakses dari http://matakuliahagama.blogspot.co.id/2012/09/hubungan-iman-akhlak-dan-amal-ibadah.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:08.
[13] oima Rizki. Hubungan  Iman,akhlak  dan  Amal  Ibadah. Diakses dari http://matakuliahagama.blogspot.co.id/2012/09/hubungan-iman-akhlak-dan-amal-ibadah.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:08.

[14] Anonim.Hal-Hal Yang Merusak Iman. Diakses dari http://majelismadani.id/hal-hal-yang-merusak-iman/. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:20
[15] Setiadarmawan. Perbuatan Yang Dapat Merusak dan Membatalkan Iman. Diakses dari http://setiadarmawan.blogspot.co.id/2013/07/perbuatan-yang-dapat-merusak-iman-dan-membatalkan-iman.html. Pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 08:13. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Tauhid "MACAM-MACAM TAUHID MELIPUTI ULUHIYYAH, RUBUBIYAH DAN ASMA WA SIFAT"

TUGAS TAUHID MACAM-MACAM TAUHID MELIPUTI ULUHIYYAH, RUBUBIYAH DAN ASMA WA SIFAT Di susun oleh : KELOMPOK                        :...